Namanya mie jago, tapi kok tidak ada ayam jagonya?
Mie jago nampaknya menjadi makanan favorite di kalangan anak muda. Seringkali warung mie jago terlihat ramai untuk tongkrongan anak-anak hits yang suka makanan kekinian. Tidak hanya itu, mie jago juga bisa dinikmati oleh anak kecil dan juga orang tua. Level yang berurutan, dari mulai level 0 Â hingga level 10. Dalam memilih level, bisa disesuikan dengan selera masing-masing. Jika tidak suka pedas maka bisa memilih level 0. Jika ingin sedikit pedas maka bisa ditambah level, bisa level satu, dua, tiga atau empat.Â
Bisa juga level lima, semua tergantung pilihan dan kesukaan. Semakin bertambah level, semakin terasa pedasnya. Semakin menurun levelnya, semakin berkurang pedasnya. Mie jago yang identik dengan rasa pedas, mampu menagihkan rasa nikmat tersendiri. Tak heran, banyak orang yang memburunya. Mie jago ini dibuat dengan bahan baku mie, bakso, ayam, kerupuk pangsit, daun bawang, dan aneka bumbu. Diolah dengan rasa yang khas, diletakkan di dalam piring atom. Bisa dimakan menggunakan sendok/garpu, atau bisa juga menggunakan sumpit.
Baunya yang menyengat, membuat hidung mencium aroma rasa sedap dari masakan mie jago. Nama mie jago ini sedikit membingungkan, karena tidak terlihat ayam jagonya. Lantas darimana kata jago diambil? Jika kita telusuri lebih dalam lagi. Jago itu adalah sebutan untuk ayam jago yang berwarna merah. Warna merah dalam makanan di artikan sebagai rasa pedas. Jadi kata jago jika disambungkan dengan kata mie, yang berarti mie pedas.Â
Beginilah asal mula sebutan mie jago, yang tidak ada jagonya. Selamat menikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H