Generasi Z, atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, adalah kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh di era digital yang cepat berubah dan penuh tantangan. Seiring dengan masuknya Gen Z ke dunia kerja, penting bagi mereka untuk memahami bagaimana mengelola keuangan dengan bijak agar masa depan lebih cerah.
Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat melek teknologi dan memiliki akses informasi yang luas. Mereka sering kali menggunakan smartphone untuk berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk mencari informasi tentang keuangan. Data menunjukkan bahwa lebih dari 70% Gen Z memanfaatkan aplikasi keuangan untuk mengatur pengeluaran mereka .
Meskipun begitu, Gen Z menghadapi tantangan yang unik. Biaya pendidikan yang tinggi dan inflasi membuat mereka lebih sadar akan pentingnya perencanaan keuangan sejak dini. Studi dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa 60% Gen Z khawatir tentang utang pendidikan mereka.
Menabung adalah langkah fundamental dalam pengelolaan keuangan. Gen Z perlu memahami bahwa menabung bukan hanya tentang menyisihkan uang, tetapi juga tentang membangun kebiasaan yang baik. Mulailah dengan menetapkan tujuan tabungan, seperti dana darurat atau investasi untuk masa depan.
Langkah pertama dalam mengelola keuangan adalah membuat anggaran pribadi. Anggaran ini membantu melacak pendapatan dan pengeluaran, sehingga Gen Z bisa melihat ke mana uang mereka pergi. Menurut survei yang dilakukan oleh Bankrate, hanya sekitar 38% Gen Z yang memiliki anggaran bulanan.Â
Aplikasi keuangan bisa menjadi alat yang sangat berguna. Ada berbagai aplikasi yang dirancang untuk membantu mengelola pengeluaran, menabung, dan bahkan berinvestasi. Contohnya, aplikasi seperti Mint dan YNAB (You Need A Budget) populer di kalangan Gen Z karena fitur-fiturnya yang user-friendly.
Investasi adalah cara untuk mengembangkan kekayaan dalam jangka panjang. Gen Z harus mulai berinvestasi sedini mungkin, meskipun dengan jumlah kecil. Pilihan investasi seperti saham, reksa dana, atau cryptocurrency bisa dipertimbangkan sesuai dengan profil risiko masing-masing individu. Pendidikan keuangan sangat penting untuk Gen Z.Â
Mengikuti kursus online atau membaca buku tentang keuangan pribadi bisa meningkatkan pemahaman mereka tentang cara mengelola uang dengan bijak. Situs web seperti Investopedia atau kanal YouTube seperti The Financial Diet bisa menjadi sumber informasi yang berguna.
Banyak Gen Z yang terjebak dalam utang, baik itu utang pendidikan, kartu kredit, atau pinjaman pribadi. Penting untuk memahami bagaimana mengelola dan membayar utang secara efisien. Memprioritaskan utang dengan bunga tinggi dan menghindari utang konsumtif bisa membantu mengurangi beban finansial.
Skor kredit yang baik penting untuk masa depan finansial yang sehat. Gen Z harus mulai membangun skor kredit mereka dengan membayar tagihan tepat waktu dan menjaga rasio utang terhadap kredit yang rendah. Skor kredit yang baik akan memudahkan mereka dalam mengajukan pinjaman di masa depan.
Dana darurat adalah simpanan yang bisa digunakan saat keadaan mendesak. Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup selama 3-6 bulan. Dana ini akan memberikan keamanan finansial dan mengurangi stres saat menghadapi situasi tak terduga. Meskipun pensiun mungkin terasa jauh bagi Gen Z, merencanakan sejak dini bisa memberikan manfaat besar di masa depan. Program pensiun seperti 401(k) di Amerika atau BPJS Ketenagakerjaan di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk mulai menabung pensiun.