Ketika ku rebahkan raga pada sebuah kursi-panjang-tua, ku rindukan sebuah ruangan di depan mata. Dua pintu sejajar terbuka tapi diliputi tabir sumpah. Ingin ku sibak tabir itu tapi langkah terikat tata krama pada sebuah kursi-panjang-tua. Dan kini, ku hanya bisa mengusap dada. Semoga
KAU mengerti dan mengertikan
hamba-hamba.
***
[caption id="attachment_274930" align="alignright" width="300" caption="bukan ilustrasi (http://unic77.blogspot.com)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H