Sedikit bercerita tentang pengalaman. Beberapa hari yang lalu ada pasien dengan keluhan, motornya ngempos di tarikan awal. Seperti bahan bakar tidak lancar. Kurang lebih seperti itu informasi dari pelanggan.
Singkatnya dia meminta untuk menganti sensor TPS. Dalam hatiku, barangkali dia juga banyak tahu tentang dunia motor. Sebab dia bisa menganalisa kerusakan dari motornya.
Menghormati permintaan dari pelanggan, jadi saya memutuskan untuk mengikuti arahannya. Tanpa banyak bicara langsung membuka sensor yang lama dan menggantinya dengan sensor baru. Ternyata sama saja, masih tetap ngempos di tarikan awal.
Dia mulai bertanya-bertanya. "Kenapa bisa seperti itu?" Tapi dia tidak berani menyalahkan sebab saya hanya mengikuti instruksi yang diberikan.
Perlu diketahui bahwa penyebab motor metic ngempos ditarikan awal, itu disebabkan oleh banyak faktor. Bukan hanya tekanan fullpump yang lemah atau injektor yang kotor sehingga tidak maksimal dalam menyemprotkan bahan bakar di ruang bakar.
Memang benar bahwa kerusakan sensor TPS juga bisa menyebabkan ngempos ditarikan awal sehingga perlu diganti dengan sensor yang baru. Tapi satu hal yang perlu saya ingatkan bahwa jangan buru-buru menganti sensor sebelum mengecek semua jalur.
Terutama jalur sensor yang dari CDI. Kabel-kabel yang hampir putus karena gesekan atau durasi waktu pemakaian yang sudah lama seringkali menjadi penyebab utama terganggunya sistem sensor pada sepeda motor.
Seperti motor yang dialami oleh pelanggan tadi. Jenis motornya adalah Mio 125. Sekalipun sudah diganti dengan sensor yang baru tapi motor masih tetap ngempos di tarikan awal. Itu karena penyebabnya bukan pada kerusakan sensor melainkan pada kabel yang hampir putus sehingga tidak maksimal dalam mengantarkan arus.
Ketika sudah diperbaiki jalur kabel yang dari CDI, alhamdulillah penyakitnya langsung sembuh. Responsif dan tidak ngempos lagi. Ingat, kabel yang hampir putus juga menjadi salah satu sebab motor metik ngempos ditarikan awal.
Sekian dan terimakasih. Semoga memberi manfaat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H