Jika seseorang akan bersemangat apabila pagi menjelang, berbeda denganku yang kali ini rasanya terlalu malas membuka hari dengan menjalani rutinitas. Ya, aku adalah seseorang wanita biasa, tidak bisa dikatakan cantik, juga tidak akan mau apabila dikata jelek. Bukannya aku ingin bermalas-malasan, namun rasanya terlalu lelah dan bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja.
Hari yang melelahkan telah berlalu, namun aku akan disibukkan dengan berbagai hal, ingin mengeluh namun ini adalah pilihanku dari awal, jadi apa boleh buat, lakukan dan selesaikan adalah prinsipku.Â
Rasa penat dan lelah itu seakan menghilang begitu saja saat dipertemukan dengan seseorang, walaupun pertemuan ini adalah pertemuan virtual. Bisa aku katakan bahwa dia adalah laki-laki yang mempunyai senyuman indah dan menyejukkan. Apa aku terlalu berlebihan? Aku rasa tidak. Karena memang laki-laki inilah yang berhasil menarik rasa penasaran dan perhatian dari seorang wanita cuek sepertiku.
Semakin lama mengenalnya, dia adalah sesosok laki-laki yang baik dalam berperilaku, bertutur kata, dan ya, lagi-lagi aku terkagum dengan senyuman indah miliknya. Namun dengan bodohnya, aku selalu tidak punya cara untuk tidak jatuh dalam pesonanya. Aku mengakui bahwa aku tidak seberani itu menyukai sesosok laki-laki seperti dirinya, walaupun jauh dalam lubuk hati sangat ingin, namun aku menahan rasa keinginanku itu. Aku bukan perempuan yang bisa dikatakan sempurna untuk dirinya, bahkan seorang sepertiku apakah pantas menyimpan rasa terhadap dirinya? tentu saja tidak.
Dirinya adalah sesosok laki-laki yang mempunyai senyuman indah dan menyejukkan, yang apabila berada disampingnya kita bisa merasa nyaman, merasa dilindungi, dan untuk seorang sepertiku, aku bisa menjadi diriku sendiri saat ada didepannya. Seorang wanita yang cerewet, yang suka bercerita, dan suka menjadi pendengar, tanpa takut aku tunjukkan kepada laki-laki ini.
Tapi lagi-lagi aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku pantas menaruh hati pada laki-laki ini? Dan saat itulah hatiku dan pikiranku berusaha menemukan jawabannya.Â
Namun sampai saat ini belum aku temukan jawabannya. Kalaupun nantinya laki-laki ini memilih wanita lain untuk dirinya, aku bahkan akan tetap bahagia untuk dirinya. walaupun dalam hati aku berkata untuk jangan mencintai orang lain dan jangan sampai ada seseorang yang sedang kamu tunggu kehadirannya.Â
Aku ingin sekali egois, aku ingin sekali meminta kepada Tuhan agar laki-laki ini bisa melihat diriku sekali saja. Namun aku tidak akan setega itu, aku akan membiarkan laki-laki yang memiliki senyuman indah ini menemukan kebahagiaannya sendiri dan juga menemukan seseorang yang dapat menjaganya, menyayanginya, dan menjadi ‘rumah’ tempat ia pulang selepas hari melelahkan yang telah dilalui laki-laki hebat ini.
Pada akhirnya, aku yakin semesta akan selalu mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan, yang kita haturkan dan yang kita usahakan. Juga aku yakin, pertemuan ini telah diatur dengan sedemikian rupa, untuk aku belajar apa artinya sebuah rasa yang tidak harus dipaksa tersampaikan kepada seseorang yang namanya kita panjatkan dalam doa dan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H