Mohon tunggu...
Hayyun Nadiyatul Rifky
Hayyun Nadiyatul Rifky Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Sultan Agung

Saya merupakan mahasiswa Psikologi yang sedang berkuliah disalah satu perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah tepatnya di Semarang. Hobi saya dalam olahraga lebih dominan berenang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Menerapkan Parenting Psikososial yang Baik pada Masa Remaja

13 Juli 2023   00:20 Diperbarui: 13 Juli 2023   00:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Parenting atau yang dikenal pola asuh merupakan segala bentuk tindakan yang diberikan kepada anak dari lahir hingga dewasa, tindakan yang dilakukan meliputi dukungan secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Pola asuh juga sangat dibutuhkan pada masa remaja untuk membangun efikasi diri yang baik mengenai psikososialnya. 

Psikososial remaja adalah kemampuan untuk mencapai identitas dirinya versus kebingungan peran. Dalam perkembangan remaja banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor orang tua, lingkungan keluarga yang positif akan membentuk identitas diri remaja yang baik, apabila lingkungan keluarga yang tidak mendukung dapat menyebabkan kenakalan remaja seperti merokok, bullying, pelecehan seksual, mencuri, pengunaan alkohol, dan narkoba.

Remaja menurut Word Health Organitation (WHO) adalah suatu fase kehidupan antara masa anak dan masa dewasa dengan rentang usia 10 sampai 19 tahun. Perkembangan psikososial remaja yang baik menunjukan penilaian diri secara objektif seperti memiliki sahabat, memiliki ketertarikan dengan lawan jenis, memiliki cita-cita yang jelas, dan prestasi akademik yang baik, apabila remaja tidak mampu menunjukan kemampuan-kemampuan diatas, kemungkinan besar remaja mengalami masalah psikososial berubah kebingungan peran. 

Dampak dari kebingungan peran remaja ini mengakibatkan masalah kejiwaan seperti kecemasan dan depresi. Perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh faktor orang tua, dukungan orang tua sangat berpengaruh positif untuk menciptakan harga diri, percaya diri, motivasi dan kesehatan mental remaja, sehingga mampu menghantarkan individu dalam melewati krisis dan mencapai komitmen dalam pencapaian indentitas.

Setiap orang tua pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda, yaitu dari latar belakang budaya yang berbeda, sosial ekonomi, kepercayaan, dan status pendidikan. Pola asuh sendiri memiliki berbagai jenis yaitu:

  • Pola asuh otoriter

Yaitu mengharuskan anak patuh dan tidak membantah orang tua, menjadikan orang tua dominan dengan memiliki kontrol penuh terhadap semua perilaku yang dilakukan anak, pola asuh otoriter apabila anak membantah maka anak akan diberi hukuman. Pola asuh ini memiliki dampak yang buruk bagi anak, anak akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasinya, jenis pengasuhan ini sangat berdampak besar dalam jangka panjang yang akan berdampak pada perkembangan psikososial anak karena memiliki harga diri yang rendah, merasa kurang puas dan kurang aman.

  • Pola asuh permisif

Yaitu pola asuh orang tua yang memiliki perhatian dan interaksi pada anak, anak diberi kebebasan dan tidak banyak memiliki aturan dalam hal ini orang tua menjadikan anak sebagai teman. Tapi disi lain pola asuh ini juga memiliki kekurangan yang berdampak terhadap psikologis perkembangan anak yaitu kurangnya pemantauan, serta disiplin yang dimana dapat menimbulkan anak tidak dapat bertanggung jawab dan kurang memiliki motivasi.

  • Pola asuh mengabaikan

Orang tua dalam pola asuh ini kurang menghabiskan waktunya dengan anak karena memiliki kesibukan kerja, anak dibiarkan mengisi waktunya dengan sendiri tanpa ada perhatian khusus dengan kata lain anak dibebaskan melakukan semaunya. Anak-anak yang mendapat pola asuh ini biasanya tangguh dan juga mandiri, tapi disisi lain anak akan kesulitan untuk mengendalikan emosi dan kesulitan memelihara hubungan jangka panjang. 

  • Pola asuh demokratif

Anak dengan pola asuh ini dididik untuk menjadi mandiri, namun diberikan batasan-batasan juga sesuai dengan standar lingkungannya, orang tua menerapkan kedisiplinan dengan sewajarnya, apabila anak melakukan kesalahan orang tua akan melakukan dialog terlebih dahulu daripada menghukumnya. Para ahli menganggap pola asuh ini paling ideal diantara pola asuh lainnya, anak akan memiliki keterampilan sosial dan kontrol diri yang baik sesuai dengan tahapan perkembangannya, dan juga dapat mengembangkan potensi kepemimpinan yang baik.

Oleh karena itu hubungan pola asuh orang tua terhadap anak sangat berpengaruh terhadap hasil psikososial anak dimasa yang akan datang, perkembangan psikososial remaja harus selalu dipantau oleh orang tua dan juga lingkungan sekitar anak harus diperhatikan agar dapat menciptakan generasi remaja yang berintegrasi. Orang tua juga harus memiliki pola asuh yang baik demi membentuk kepribadian anak yang jelas tanpa ada kebingungan identitas diri yang dikarenakan penerapan pola asuh yang salah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun