Mohon tunggu...
Hayyan Khun
Hayyan Khun Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, yang kangen tahun 2012.....(kira-kira kiamat g ya...)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Renungan Dery (Sebuah Pernyataan)

1 Juli 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309528488818065125

Assalamualaikum………

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Friderich Nietsze dan Nurillah.

NIM: 07670044

Menyatakan bahwa kami cukup prihatin atas meninggalnya:

Nama: Osama bin Laden

NIM: Belum terdaftar sebagai mahasiswa.

Akan tetapi kami juga turut prihatin bahwa separatisme atas nama agama bukan saja miliki satu batang pohon, akan tetapi milik daun, ranting, dan akar-akar serabutnya. Mereka tak akan pernah terhapus secara bersih. Tetap saja kotor. Untuk itu kami mencoba agar selalu memperhatikan ahklak serta akidah kami masing-masing. Kami mencoba untuk tetap belajar dengan tetap memperhatikan bagaimana tafsiran al-Qur’an, Bible, dan juga kitab-kitab yang lain.

Kami yang dulu-dulu pernah ngomong nggak jelas tentang Tuhan dan kematiannya juga sempat terheran bagaimana bunyi bom dam-dim-dum terus menggonggong menyalak keras. Apalagi jika dibandingkan dengan bom di holly Friday tempo dulu. Tentang bom itu, kami pikir bahwa masyarakat agama apapun tidak akan membenarkan membunuh orang yang yang sedang sembahyang. Jangankan masyarakat teistik yang ateispun kami rasa tidak akan pernah setuju.

Isu-isu di negeri ini memang tak pernah usai, kemarin setelah isu bom-bom mulai melunak, Dery alias Friderich dan aku jalan-jalan malam di Jakarta tidak sengaja kami mendengar isu tentang adanya pasangan swinger di sebuah diskotek.

“Enak tu Nur pasangan Swinger?”

“Iya Der. Enak itu. Saling bertukar istri untuk kita setubuhi...ha..ha...ha...” Aku tertawa keras. Teh hangat di tangan kiriku tumpah.

“Siapa yang bodoh kalau gitu Der? Suaminya atau istrinya?”

“Mana gue tahu Nur. Zaman edan, istri edan, suami edan, gue dan lo juga edan...?”

“Eh Der..!” ku bentak Dery yang mulai blingsetan setelah mencoba Jack’s Daniel.

“Elo gue end.....!!!” aku dan dery kembali tertawa.

Kami heran bagaimana bisa? Kok bisa ya? Bertukar istri. Kalau kami pikir-pikir seandainya bertukar pacar itu sih tidak apa-apa. Lha ini?

“Emang lo punya pacar Nur ngomong kayak gitu?”

“Enggak.”

“Terus lo juga sudah punya istri?”

“Enggak juga.”

“Terus ngapain lo ngomong kayak gitu.?” Dery terus menanyaiku.

Aku heran juga sama Dery. Buat apa punya istri. Buat apa coba? Kalau istri yang sudah menjadi belahan hati dari hidup sampai mati harus ditukar dengan istri orang lain.

Demikian pernyataan kami.

Wassalamualaikum.........

Yogyakarta, 01 Juli 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun