Mohon tunggu...
Winda Ayu Puteri
Winda Ayu Puteri Mohon Tunggu... -

i'm a kind girl. i'm dont smoke, drink or party and shopping every weekend. swifties.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kangen, Ucapan yang Tertunda

25 Februari 2012   16:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:20 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

malam semakin larut malam, hembusan angin dari Ac kamarku mendukung untuk merasakan kedinginan malam kali ini hingga menusuk beberapa tulangku. dalam posting ini, aku menceritakan tentang sosok lelaki yang selalu berharap menjadi Romeo Montague sewaktu dia masih denganku.

malam ini, hampir juga setiap malam terbayang dalam pikiranku untuk mengirim beberapa teks message ke kontaknya meskipun hanya kata " hay Mas " *mas : sebutan untuk seorang lelaki kakak kelasku.* tetapi, meskipun kata - kata itu hanya 7 karakter kata yang hanya dikit tetapi aku tak pernah punya nyali untuk benar - benar mengirimnya ke kontaknya meskipun hanya untuk menekan 1 tombol yang tak berbunyi dan akan meninggalkan pesan dihandphonenya. karena, aku takut ! takut dia tak pernah membalas teks messagesku. terkadang juga setiap hari aku berharap dia mengirimkan teks messages walaupun hanya sekedar mengatakan " hay winda :) apa kabar? " dan itu adalah hanya harapan yang membuatku selalu memikirkannya.

aku begitu sangat kangen dengannya dan juga kulit coklat yang biasanya membungkusnya dari kedinginan malam seperti ini. tapi entah sampai kapan aku menyimpan rasa rindu yang selalu hanya tertunda dalam tenggorokan yang tak pernah mampu mengatakannya dalam suara dan selalu tersendat. aku ingin perasaan rinduku ini terbalas dengan rindunya yang selalu memberiku kehangatan yang sungguh luar biasa. begitu indahnya suaranya saat dia mengatakan " aku juga kangen denganmu dek :) " meskipun aku tak pernah tau keadaannya apakah dia kangen dengannya beneran atau hanya untaian kata yang selalu membuatku fly dan tersenyum.

aku terlalu banyak menyimpan perasaan yang tak pernah tersampaikan mulai dari kangen, sayang dan memanggil namanya. namanya sering ku ucapkan disaat aku berdoa dalam sholatku dan sering kutulis dalam beberapa buku sekolahku yang membuatku selalu semangat untuk belajar. hal pertama yang selalu terbebani dalam benakku adalah kangen :) yah kangen, beberapa kata yang hanya simpel tapi bermakna banyak untukku. perasaan yang tak bisa diungkapkan atau dibicarakan tapi sungguh luar biasanya saat dia bisa merasakannya. meskipun hanya kata " kangen " tapi bisa menjatuhkan beberapa butiran air mata dan memperkerjakan otakku untuk memikirkan berjuta - juta kenangan yang telah tejadi.

kangen, perkataan yang sering membuatku nangis tanpa alasan yang logis tapi mampu membicarakan atau meluapkan sesuatu yang sering tersendat dalam jiwaku. entah sampai kapan aku measakan perasaan yang selalu tertunda seperti ini. aku selalu ingin butuh jawaban, tapi aku tak pernag mempunyai nyali untuk mempertanyakannya. aku hanya sering berharap dan berharap setiap hari untuk dia menyadarinya bahwa seberapa berartinya dia dalam hidupku, bahkan dia seperti narkoba untukku. yang selalu membuatku ketagihan, senang dan bahkan akan membunuhku secara perlahan.

aku, perempuan yang hanya bisa menyimpan perasaannya saat dia menjadi milik orang lain. aku, hanya bisa berharap akan datang keajaiban yang menyadarkannya akan masih ada aku yang peduli dengannya. aku, perempuan yang selalu berdoa akan kebaikannya dalam setiap harinya. aku, penyimpan setia perasaan yang selalu berharap perasaanya selalu terbalas. aku, penikmat senyumnya saat dia memotret dirinya dalam kamera. aku, perempuan yang penuh keikhlasan saat dia menjadi milik orang lain. aku, yang selalu menunggu kedatangannya meskipun itu hanya harapan yang belum pasti terjadi. tetapi, aku sudah lelah dengan keadaan akan seperti ini. harus bersikap, mengorbankan perasaan demi dia dengan orang lain. sudah lelah dengan perasaan yang menghantamku setiap kali ingin memilikinya.

aku, sudah lelah akan sifat kesabaran. ketegaran. ke-optimisan dan menunggu hal yang pasti. kapan semua ini berakhir tuhan? aku hanya ingin dia mengerti dan menghargai akan perasaan yang kuat yang selalu ngkau titipkan untukku dan menghasilkan butiran air mata setiap harinya :) aku kangen kamu mas


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun