Mohon tunggu...
hayuni yuni
hayuni yuni Mohon Tunggu... -

anak pertama dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pergolakan Sang " Pohon Beringin "

1 April 2015   09:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pohon beringin sedang di timpa angin yang besar, tidak ada yang tahu pohon beringin itu apakah akan jatu kekiri atau kekanan, kedepan atau kebelakang. Tidak seorang pun yang tahu akan hal itu. Pohon beringin yang dulunya tegak berdiri selama kurang lebih 32 tahun sekarang harus terombang-ambing akibat kerasnya angin yang datang. Usut punya usut ternyata pohon beringi yang akan tumbang tidak hanya di sebabkan oleh angin yang kencang namun di sebabkan pula oleh akarnya yang sudah tidak kuat.

Nasib pohon besar tersebut tidak jauh beda dengan dalah satu partai politik di negeri ini yaitu partai golkar (golongan karya). Partai politik ini berdiri pada buan oktober tahun 1964, partai golkar ini berdiri pada masa-masa akhir pemerintahan presiden soekarno, partai ini di bentuk oleh angkatan darat pada waktu itu. Dan setelah kemunduran presiden soekarno lalu naiklah presiden soeharto dan pada masa pemerintahan soekarno yang berlangsung kurang lebih 32 tahun. Itulah masa-masa kejayaan partai golkar dalam setiap pemilu legislatif kejadian tersebut terjadi karena pemerintah soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan GOLKAR.

Namun masa kejayaan itu sekarang hanya menjadi kenangan dan angan-angan saja, karena dapat kita lihat sekarang ini partai GOLKAR sedang terombang-ambing di perebutkan atau di klaim oleh 2 orang yang mengaku diri sebagai ketua umum. Sekarang kader dari partai tersebut terpecah menjadi dua kubu yaitu kubu abu rizal bakrie dan kubu agung laksono. Yang dimana pada bulan Desember lalu diadakannya Munas di Bali dihadiri oleh lebih dari 2.000 orang gabungan dari peserta dan kader Golkar dari seluruh provinsi. Aburizal Bakrie terpilih kembali sebagai Ketua Umum Golkar sampai sekarang. Sedangkan kubu agung laksono membuat munas tandingan yang bertepatan pada saat di adakannya munas di bali namun kubu agung laksono melakukan munas di ancol, dan hasilnya adalah agung laksono terpilih menjadi ketua umum partai yang berlambang pohon beringin tersebut.

Hal tersebut memunculkan berbagai konflik dalam tubuh partai berlambang beringin tersebut. Sampai terjadinya perubahan ketua umum lagi pada bulan maret. Beberapa minggu ini, yang dimana di pengadilan agung laksono menggugat kedudukan aburizal bakrie sebagai ketua umum dan pengadilan memenangkan kubu agung laksono dan agung laksonolah yang menang dan naik sebagai ketua umum partai golkar, dan sekarang aburizal bakrie sedang melapor kepengadilan tata usaha negara terkait hal yang terjadi di dalam partainya.

Namun akhir-akhir ini pergolakan di tubuh partai golkar semakin memanas. Hal ini terlihat dari usaha kubu agung laksono yang ingin merebut kedudukan aburizal bakrie sebagai ketua umum partai golkar. Yang dimana kubu agung laksono berniat menjatuhkan kubu aburizal bakrie dengan melaporkan masalah lumpur lapindo sidoarjo ke DPR. Hal ni membuat publik menilai Fraksi partai golkar kubu agung laksono dianggap tidak sabar untuk berkuasa. Dan juga hal yang dilakukan beberapa hari lalu yang menerobos ruang sekretariat fraksi golkar di gedung DPR.

Menurut beberapa pengamat politik, tindakan kubu agung laksono di nilai tidak simpatik justru semakin memicu perpecahan di tubuh partai GOLKAR. Padahal sudah jelas kisruh golkar harus di selseikan melalui pengadilan.

Dan juga seharusnya kedua kubu harus menerima putusan pengadilan dengan legowo mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum partai golkar agar tidak terjadi permasalahan yang kebih besar di tubuh partai golkar. Dan juga tidak menggunakan sikap premanisme dan tidak merusak fasilitas negara.

Semoga permasalahan di partai golkar cepat selesai dan mendapat kejayaannya lagi seperti masa pemerintahan soeharto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun