Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw merupakan peristiwa spektakuler yang hanya dialami sekali dalam seumur hidup Rasulullah. Peristiwa Isra' dan Mi'raj termasuk salah satu mu'jizat Nabi Muhammad saw. Bahkan beliau menjadi satu-satunya utusan yang mendapat keistimewaan menerima perintah secara langsung. Rihlah muqaddasah  yang dialami Rasulullah saw dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha yang sebut Isra', dan kemudian dilanjutkan dengan Mi'raj. Mi'raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsha menuju langit Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra' Mi'raj bertepatan dengan tahun kesedihan  atau amul khuzni baginda Muhammad. Kesedihan beliau tidak lain karena kehilangan dua orang yang sangat dicintai. Mereka adalah Abu Thalib pamannya dan Sayyidah Khadijah isterinya. Abu Thalib seorang paman yang sangat menyayanginya sejak kecil. Selalu merawat dan melindungi dari gangguan orang-orang kafir Quraisy. Sedangkan Khadijah isteri yang sangat setia dan senantiasa mendukung dakwah perjuangan beliau menyebarkan Islam.
Kesedihan Rasulullah Muhammad saw seakan mendapat penawar ketika Allah SWT mengundangnya secara langsung melalui kisah Isra' Mi'raj. Dengan mengendarai Bouraq belaiau  naik ke langit dan berjumpa dengan para nabi-nabi terdahulu. Mulai nabi Adam as., Isa as.,Musa as., Ibrahim as.,  dan lain-lain. Seluruh nabi dan rasul memberikan penghormatan kepada sang Khatamul Anbiya'.
Misi utama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw adalah menerima perintah ibadah sholat. Dari semula yang jumlahnya mencapai 50 waktu kemudian berkurang menjadi 10 lalu terakhir menjadi 5 waktu atas saran Nabi Musa as. Keringanan diberikan diberikan agar umat Islam tidak terlalu berat menjalaninya.
Perintah sholat memiliki kedudukan yang begitu istimewa sehingga Allah SWT secara langsung menghadirkan Rasulullah saw ke Sidratul Muntaha. Tidak seperti perintah ibadah yang lain seperti puasa, zakat, haji dan lain-lain yang diturunkan melalui malaikat Jibril. Begitu istimewanya ibadah sholat hingga tidak ada kata "libur" selama nafas masih berhembus, jantung masih berdetak dan akal masih sehat. Bagaimanapun kondisi seseorang muslim ia wajib menunaikan sholat kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun keadaannya. Tata cara sholat akan mengikuti sesuai kondisi dan kemampuan seseorang. Islam memberikan kemudahan dalam beribadah yang disebut dengan "rukhsoh". Ajaran Islam memberikan tuntunan yang jelas dan detail melalui Al Qur'an dan hadis serta kitab-kitab Fiqh.
Secara etimologi kata sholat berarti doa. Sedangkan doa itu adalah inti ibadah. Jadi sebenarnya seluruh bacaan dalam sholat itu tidak lepas dari doa. Memohon ampunan, petunjuk, bimbingan, perlindungan dan keselamatan diri kepada Allah SWT. Sehingga sebenarnya kitalah yang membutuhkan sholat bukan sebaliknya.
Sholat memberikan tuntunan agar kita selalu ingat sang Khalik yang Maha Kuasa. Sholat juga mengajarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik, sabar, disiplin menjauhi kemungkaran dan kemaksiatan. Sebelum sholat kita wajib terbebas dari hadas besar dan kecil. Hadas kecil kita hilangkan dengan berwudlu untuk mensucikan pikiran,tangan,kaki,mulut,mata agar tidak dikuasai nafsu yang dapat menjerumuskan ke jurang kehancuran.
Selain itu saat Mi'raj Nabi Muhammad saw juga diperlihatkan kondisi surga dan neraka. Dimana setiap orang akan mendapat  balasan atas amal baik dan buruknya saat berada di dunia. Kisah Isra' Mi'raj ini diabadikan dalam Al-Qur'an pada surat Al-Isra ayat : 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H