Mohon tunggu...
Haykal Ahmad
Haykal Ahmad Mohon Tunggu... Lainnya - @ahmaddhaykall

@ahmaddhaykall

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra Identitas Bangsa Indonesia

29 November 2020   21:39 Diperbarui: 29 November 2020   21:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum, Apa kabar kalian? Semoga sehat selalu. Saya Haykal ingin memberi sedikit imu yang saya ketahui tentang bahasa dan sastra sebagai identitas bangsa.

Identitas merupakan suatu persoalan yang sangat penting dan hangat dibicarakan dalam bidang kesusasteraan dan kajian budaya . Upaya meraih kembali identitas bangsa melalui bahasa itu akhirnya dinyatakan melalui suatu kesepakatan yang disebut oleh pemuda Indonesia pada masa itu sebagai Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928. 

Sekarang lebih kita kenal sebagai Sumpah Pemuda 1928. Bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu disepakati bersama untuk dijunjung sebagai bahasa persatuan. 

Kesepakatan untuk mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini tidak muncul serta merta melainkan telah melalui batu ujian yang panjang yang dapat kita ketahui perjalanannya dari surat kabar dan sumber tercetak lainnya pada masa lalu. 

Perjalanan bahasa Melayu menajdi bahasa Indonesia itu salah satunya adalah pada sumber-sumber kesusasteraan baik yang lisan,terulis, maupun tercetak.

Sastra merupakan bagian kebudayaan yang keberadaannya didukung oleh dua unsur universal kebudayaan, yaitu bahasa & seni. Dengan bahasa, sastra itu hadir dan terbaca oleh khalayak yang memerlukannya. 

Dengan dan dalam seni, sastra mengusung nilai-nilai keindahan yang menjadikan kehidupan lebih bermakna dan lebih beradab. Bahasa dalam sastra memperoleh wujudnya dalam tradisi sastra Melayu klasik sebagai mahkota bahasa pada mulanya. Karena peradaban itu tuntutan kehidupan, setiap bahasa memiliki tradisi sastranya dalam kadar yang berbeda-beda. 

Apabila sebuah bahasa memiliki tradisi keberaksaraan, peluang untuk memiliki sastra yang kuat akan terbuka. Memang, ada bahasa yang tidak memiliki tradisi keberaksaraan sehingga bahasa tersebut hanya memiliki sastra lisan yang kehidupannya amat tergantung pada penutur. 

Lain halnya dengan sastra dalam bahasa yang memiliki tradisi keberaksaraan, kehidupannya terabadikan sehingga akan terus berlanjut tanpa bergantung pada penutur. 

Pada perkembangan lebih lanjut dalam tingkat keberaksaraan yang lebih maju kehidupan sastra dipandang aman di tangan pembacanya. Sekian dari saya , mohon maaf jika ada salah. Terimakasih banyak

Wassalamualaikum. wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun