Mohon tunggu...
Haykal Muzacky
Haykal Muzacky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim sebagai Cara Pandang dalam Melihat Latar Belakang Sosio-Histors Capres dan Cawapres

22 November 2023   13:02 Diperbarui: 22 November 2023   13:09 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto salah satu baliho capres dipinggir jalan, dokpri

     Saat ini warga negara Republik Indonesia sudah mulai memasuki waktu dan mulai menuju pemilu serentak yang akan diadakan pada tanggal 14 Februari tahun 2024, 84 hari lagi sejak artikel ini dibuat pada tanggal 22 November 2023. Pemilu yang akan diadakan nanti merupakan pemilu pertama kali bagi saya sebagai warga negara Indonesia untuk berpartisipasi dan memberikan suara saya untuk memilih calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Banyaknya kampanye yang dilakukan oleh partai-partai dari masing-masing koalisi 3 pasangan calon presiden dan wakil presiden telah membuka perspektif saya sebagai seorang mahasiswa Sosiologi untuk mengobservasi lebih lanjut mengenai fenomena sosial yang terjadi pada masa-masa menjelang pemilu ini, munculnya berbagai macam visi dan misi serta mimpi cita-cita dari setiap pasangan capres dan cawapres membuat saya tertarik untuk melihat sejauh mana perkembangan mereka dalam memikat hati para pemegang kekuasaan tertinggi, yaitu rakyat. Menurut saya fenomena sosial dapat dianalisis melalui teori Sosiologi Pengetahuan oleh Karl Mannheim karena berbagai macam pemikiran serta ide-ide dari setiap pasangan calon presiden dan wakilnya harus kita pahami lagi dari latar belakang sosial tokoh-tokoh tersebut.

     Teori Sosiologi Pengetahuan yang dikemukakan oleh Karl Mannheim tersebut saya ketahui dari pemikiran beliau pada sebuah artikel jurnal yang berjudul Sosiologi Pengetahuan: Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim, Hamka (2020). Bagaimana hubungan pemikiran, gagasan, dan konstruksi keilmuan seseorang dengan realitas sosial yang mengelilinginya dapat dijadikan acuan analisis dalam mengkaji pemikiran setiap tokoh secara kritis, termasuk Karl Mannheim sendiri. Karl Mannheim mengatakan, proses pemahaman yang disusun dan diorganisasikan secara sistematis dalam formulasi ilmiah yang mana adalah sebagai suatu syarat dari kemunculan ilmu pengetahuan, tergantung dari kerangka rujukan (frames of reference) yang ada pada masa tertentu. Situasi sosio-historis setiap tokoh mempengaruhi konsep, diskursus, dan arah tujuan pengetahuan maka setiap anggota kelompok intelektual bertanggung jawab atas perkembangan sebuah pengetahuan. Menurut teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, tak ada pengetahuan yang lahir dari ruang hampa, melainkan ia dikonstruksi oleh situasi sosial yang mengitarinya. Oleh karena itu, usaha untuk memahami pemikiran seorang tokoh tidak akan pernah sempurna tanpa memahami latar belakang sosial yang berada di balik pemikiran tersebut. Dengan memahami latar belakang sosial seorang tokoh, kita dapat memahami faktor-faktor sosial yang terletak di balik lahirnya pemikiran tersebut. Sebuah pernyataan atau konsep dapat saja memiliki redaksi yang sama tetapi dimaksudkan untuk makna yang berbeda hanya karena lahir dari latar sosial yang berbeda. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang latar belakang sosial seorang tokoh dapat membantu kita memahami pemikirannya secara lebih utuh dan akurat. Maka menurut apa yang telah saya pahami dari teori sosiologi pengetahuan bahwa usaha untuk melihat latar belakang sosial dari capres dan cawapres dapat membantu setiap warga negara dalam menentukan pilihan suaranya dengan melihat pemikiran para tokoh-tokoh tersebut serta latar belakang sosio-historis mereka. Tujuan setiap capres dan cawapres   untuk memimpin dan mendedikasikan jiwa dan raga serta pemikiran untuk Indonesia yang lebih baik, akan tetapi latar belakang dari setiap cita-cita dan visi-misi antara satu dan lainnya berbeda, sehingga dengan mengetahui latar belakang dari setiap tokoh dapat membuka perspektif dan pemahaman yang lebih baik bagi setiap pemegang suara. Maka dari itu saya berpendapat setiap warga negara wajib melihat visi dan misi serta latar belakang setiap paslon untuk meningkatkan nalar kritis agar dapat bijak dalam memilih presiden dan wakil presiden untuk indonesia selama 5 tahun kedepan.

     Karl Mannheim sendiri sebagai tokoh yang mencetuskan teori sosiologi pengetahuan adalah seorang sosiolog yang lahir (27 Maret 1893 - 9 Januari 1947) di Budapest dari keluarga Yahudi kelas menengah. Setelah belajar di Universitas Budapest, Berlin, Paris, dan Heidelberg, ia memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat. Hidupnya diwarnai oleh peristiwa dramatis abad ke-20, termasuk perang dunia, rezim totaliter, dan krisis ekonomi. Mannheim meninggalkan Hongaria pada 1919, menghabiskan waktu di Austria sebelum tiba di Jerman, memulai periode emigran pertamanya. Afinitas kuatnya terhadap bahasa Jerman berasal dari ibunya yang berkebangsaan Jerman, dan studi di Berlin memudahkan adaptasinya. Di Jerman, ia terlibat dalam lingkaran intelektual, termasuk pertemuan dengan Marianne Weber dan Alfred Weber, yang merupakan kerabat Max Weber. Tokoh yang memiliki dampak terbesar dalam pembentukan pemikiran Mannheim adalah Karl Marx. Pada awalnya, Mannheim terlibat dalam kerangka analisis Marxian, namun ini berintegrasi dengan pengaruh dari Scheler, Weber, Lederer, Husserl, Lukacs, dan lainnya, mencapai puncaknya dalam konsep "sosiologi pengetahuan" Karl Mannheim. Karya-karya awal Mannheim diterbitkan dalam jurnal Jerman bergengsi, mencakup teori interpretasi, historisisme, dan sosiologi pengetahuan. Pada 1930, ia diangkat sebagai profesor sosiologi di Goethe University di Frankfurt, mencapai peningkatan karier yang cepat. Selain aktivitas akademisnya, Mannheim terlibat dalam penulisan tentang krisis budaya di masa demokrasi massal dan otoriter. Dia juga memberikan kuliah di BBC tentang sosiologi dan etika. Karya-karya pentingnya termasuk "Structures of Thinking," "Ideology and Utopia," dan "Freedom, Power, and Democratic Planning."

Referensi: 

Hamka, Hamka. "Sosiologi Pengetahuan: Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim." Scolae, vol. 3, no. 1, 6 Jun. 2020, pp. 76-84.

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun