Mohon tunggu...
Hayel Umam
Hayel Umam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Businessman and Psycologist

Seorang CFO di sebuah Airlines Company dan sekaligus HR Manager yang menangani permasalahan karyawan baik secara ekonomi maupun psikis. Merupakan lulusan Universitas Terbaik Sumatera Utara USU yang mengawali karir di bidang penerbangan hingga dipercaya menangani bisnis sebuah International Airlines sampai saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Narsistik

8 Juni 2024   14:59 Diperbarui: 8 Juni 2024   15:07 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narsistik adalah orang yang mementingkan diri sendiri untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang lain. Sebagaimana dilaporkan oleh CNBC Make It, narsistik ditandai dengan menunjukkan sikap egois, merendahkan orang lain, merasa memiliki hak istimewa, dan kurang empati. Mereka juga sering menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.


Ahli saraf Cody Isabel mengatakan bahwa gangguan kepribadian narsistik terkait erat dengan cara orang tua membesarkan anak-anak mereka. Isabel mengatakan bahwa ada tiga kesalahan dalam cara orang tua membesarkan anak-anak mereka yang dapat menyebabkan anak-anak menjadi narsis.

Lalu bagaimana cara mengajarkan anak-anak agar tidak menjadi orang narsistik? Berikut caranya.

1.Perkenalkan Emosi Kepada Anak

Anak-anak selalu memperhatikan dan mempelajari apa saja yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga sering meniru tindakan negatif dari apa yang mereka lihat.

Jadi, penting bagi setiap orang tua untuk mengajarkan anak tentang kecerdasan emosional (EQ), terutama tentang empati. Menurut Isabel, cara termudah untuk mengajarkan EQ pada anak adalah dengan mengajarkan mereka mengenali perasaan seperti marah, sedih, dan bahagia.

Ia pun menambahkan bahwa berlatih EQ akan memudahkan anak untuk mengungkapkan perasaan dan peduli dengan perasaan orang lain.

2.Memvalidasi Emosi Anak

Isabel mengatakan bahwa orang tua yang tidak memvalidasi emosi anak sama saja dengan memberi tahu anak bahwa perasaan mereka salah. Akibatnya, anak-anak akan kesulitan mengendalikan perilaku mereka saat mereka dewasa. Menurutnya, mati rasa hingga berperilaku protektif adalah masalah yang dapat muncul akibat perasaan yang tidak divalidasi sejak masa kecil.

Sebuah studi menyatakan bahwa rasa malu, rasa tidak aman, dan ketakutan adalah dasar narsistik. Anak-anak yang tidak menerima dukungan dan validasi dari orang tua cenderung mengabaikan emosi negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun