Elegan dan mempunyai prestise, itu yang saya lihat atas tontonan komunikasi politik Anies Baswedan di mata Najwa, jika banyak pendapat yang mengatakan Ahok unggul dan Anies kalah, itu soal biasa dalam berpendapat, karena masing-masing pendukung mempunyai hak untuk menjadi juri atas mereka. Najwa sendiri tidak bisa mengungkapkan siapa yang menang, Ahok atau Anies.
Saya sempat bertanya-tanya malam itu, kenapa Anies begitu soft dan bisa bebas memainkan komunikasi. apa karena koreo acara yang membuatnya seperti itu atau memang Anies di ciptakan menjadi pembicara yang handal.
Bila kita melihat bungkusan koreo dan konsep debat malam itu, jelas terlihat sangat pas dengan seorang Anies, dan di rasa kurang sreg untuk seorang Ahok (pendapat pribadi). konsep atau format dan koreo debat yang didalamnya berisikan materi ala Amerika itu gagal memberikan ruang gerak yang leluasa untuk Basuki Tjahaya purnama.
Saya sempat membaca di media jika tim konseptor mata Najwa menggunakan konsep / format ala Amerika, karena Najwa berharap debat bisa berlangsung seru, (terinspirasi debat Trump vs Hillary) bebas dan bisa menjadi tontonan yang aktual, tapi yang saya lihat justru ada sedikit kegagalan koreo malam itu. Najwa yang terus memancing tapi malah sebaliknya terbawa arus komunikasi Anies Baswedan, itu yang saya perhatikan sejak awal. dan konsep ala Amerika yang di gadang-gadang Najwa akhirnya tidak kesampaian. bila konsep ala Amerika itu bisa terwujud, di pastikan Ahok akan unggul. Saya mengambil contoh saat sesi Najwa bertanya soal ketegasan,
Najwa mempertanyakan "Pak Anies, persepsinya tepat tidak, tidak tegas, tidak mungkin berani PECAT anak buah?
Dan Anies menjawab "Tidak mungkin berhentikan anak buah, Sekarang saja saya sedang berusaha memberhentikan Pak Basuki dari gubernur. Wah apalagi anak buah."
Sedikit orang yang mengerti dengan kalimat pertanyaan Najwa di atas, dan tidak banyak juga yang mengetahui jika kalimat di atas tersebut merupakan sebuah pancingan "ala Amerika" yang gagal di balas dengan cara Amerika oleh Anies. kenapa gagal? karena Anies tidak bisa terpancing. selanjutnya yang menarik untuk di simak komentar ahok yang mengatakan.
Ya kalau soal mau PECAT saya, bukan tergantung Pak Anies, tapi tergantung warga Jakarta sih, makanya kalau mau MEMECAT saya, bukan sebagai calon gubernur, tapi sebagai warga DKI, ya kontrak saya sampai Oktober 2017 ya,” dalam hal ini, saya memang anak buahnya Pak Anies karena saya pelayan warga Jakarta, kebetulan Pak Anies warga Jakarta, ya saya anak buahnya,”
Pancingan Najwa tidak tersambut, karena Anies tidak ikut terpancing dengan menyebut kata "PECAT" berulang-ulang seperti yang di ucapkan Najwa dan Ahok. jika saja Anies ikut terpancing maka debat ala Amerika bisa terjadi dan pasti akan memanjang menjadi kabar yang terus menjadi Headline media.
Saking penasaran dengan komunikasi Anies yang sangat baik dan tidak mudah di pancing Najwa untuk frontal, saya iseng menonton kembali youtube untuk melihat rekaman-rekaman Anies saat menjadi jubir timses Jokowi-JK 2014. dan hasilnya Mata Najwa 28 Mei 2014, adalah memori yang sulit di lupakan untuk masyarakat Indonesia, pada saat itu kita ketahui ada dua tokoh mumpuni yang berdebat dengan sangat baik membela masing-masing jagoanya, dan salah satunya adalah Anies Baswedan.
Sekedar saran, bila nanti akan di adakan debat semacam itu lagi saya berharap host tidak hanya satu orang, atau paslon tidak sendirian, karena jika hanya man to man, hasilnya akan tetap sama. Anies selalu bisa menguasai panggung (bisa membawa lawan bicara / host untuk tidak mengembangkan ide). menjadi pantas jika dulu 2014, Jokowi-JK dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) memilih Anies Baswedan untuk selalu di depan dalam menghadapi para pendebat maupun para pemelintir kabar hoax.