Jokowi, mantan gubernur yang kini Presiden, yang dalam hal ini sudah melebihi muatan promosi, ( overload.) hingga saat ini para pemujanya berangsur surut menikmati artikelnya, ( bedakan menikmati dan hanya membaca.) pertimbangan surutnya tersebut karena beban pemberitaan yang harus mengaitkan jokowi terus menerus,kita melihat apabila keterkaitan opini tersebut memang jokowi menjadi salah satu objek / pemeran, menjadi realistis, namun yang sangat di sayangkan adalah jokowi tidak menjadi objek pemeran, namun tetap di paksakan dalam artikel,
dalam diskusi kami, ini di sebut upaya pembangunan opini 'semua karena jokowi.' apakah ini menguntungkan jokowi,? tidak, karena jokowi sudah berada dalam zona popular yang saya sebut, Presiden , ataupun pejabat yang sudah berada dalam zona populer, yang di butuhkan adalah kritik.( bukan pujian buta.) tentu kritik yang menggunakan data, bukan cemo'oh. Kritik yang berdasar data itulah yang akan membantu pemerintahan. karena semua pejabat pemerintahan tidak menyadari kurangnya prestasi,
apakah pemerintahan membaca kritik-kritik tersebut,? saya pastikan mereka membaca,untuk itulah Mari kritik pemerintahan yang tepat sasaran, kritiklah Para pejabat eksekutif, legislatif dan yudikatif, kritik fungsi dan tugas serta cara kerja mereka.
yang di kawatirkan adalah, apakah si pembuat artikel mengetahui parameter tersebut.? jika si pembuat artikel adalah seorang fans jokowi maka, saya sarankan anda belajar kembali, namun jika si pembuat artikel bukan bagian dari fans jokowi, maka benar upaya pembangunan ' semua karena jokowi memang ada. ingat, jika semua karena jokowi, resiko baik dan buruklah yang akan di terima oleh jokowi, dan para pembantunya ( Mentri dan lainya.) akan tertawa terbahak-bahak menyaksikan " sebuah resiko semua karena jokowi. karena secara otomatis publik speak, mereka tidak bersalah,
sedikit saran, jika kompasiana ingin tetap tinggi menempati rangking pembaca blog, ( seterusnya, tidak hanya sekedar lewat.) maka angkatlah artikel kritik yang menggunakan parameter dan mengandung keterkaitan serta sumber referensi yang luas, dan untuk artikel opini pun, sudah selayaknya yang menggunakan bobot parameter seperti di atas, mari kita analisa Jokowi dan jajaran pemerintahanya secara objektif.
Sebuah pendapat.
Sumber
Political Promotion
catatan : maaf untuk kompasianer Ninoy N karundeng karena kembali saya sertakan dalam artikel.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI