Mohon tunggu...
Tuwi Haydie
Tuwi Haydie Mohon Tunggu... -

Amatir yang terus belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kabinet Jokowi - JK 2015 (Susy Pudjiastuti Leading)

2 Januari 2016   12:56 Diperbarui: 2 Januari 2016   13:11 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementrian BUMN, sesungguhnya Rini Soemarno adalah Sosok ideal pada pos tersebut, mengingat track record dan beberapa terobosan untuk efisiensi dan meningkatkan laba BUMN. namun pada saat ini sangat terlihat sekali posisi tersebut sedang banyak yang mengincarnya, dan terlihat terpolitisasi.

Pos Kementrian lainya masih terlihat standar di bawah Kementrian KKP, dan hanya terpaku bekerja dengan tidak membuat gebrakan yang berarti, justru yang terlihat kurang efektif adalah Mentri dari Koalisi pendukung Jokowi - JK, seperti Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, inilah pos yang sangat tidak efektif, pertama karena sudah ada Mendikbud dan Kemensos, kedua, Pos ini terlihat terlalu di paksakan hingga menghasilkan ketidakmaksimalan. Lalu Kemenkumham, walaupun ada beberapa Catatan baik namun saya melihat kurangnya komunikasi kepada level di bawahnya.' Kisruhnya lapas dan indikasi mendukung DPR dalam revisi UU KPK. Saya berharap Jokowi tetap menolak Revisi UU tersebut.

Indahnya kebebasan Mentri pada pemerintahan Jokowi - JK, inilah yang membuat kabinet terlihat tidak sinkron antara satu sama lain, di karenakan pertama, Mentri kabinet Jokowi - JK belum semua bisa mempergunakan kebebasan tersebut untuk meng'ekspresikan ide positif yang di lemparkan Jokowi, karena, para Mentri tidak semua bisa menggunakan parameter kerja seperti ini, hingga Reshufle Jilid pertama harus di lakukan Jokowi - JK, Kedua, para Mentri masih ada yang terbebani kepentingan Partai dan golongan, ini mengakibatkan tersendatnya kepentingan pemerintah. Lalu ketiga, masih bercokolnya sisi pengaruh pertemanan, ( Mentri dengan pengusaha. ) hal ketiga inilah yang memaksa ide Jokowi memasukan Rizal Ramli ke dalam kabinet, tentu agar point point pemerintahan tetap terjaga melalui gebrakan yang di lakukan Rizal Ramli. dan terbukti gebrakan Rizal Ramli efektif mencakar dan memporak porandakan wacana hingga level RI 2.

Kementrian lainya masih perlu belajar untuk bisa mengerti dan menerjemahkan kebebasan yang di berikan Jokowi agar bisa meniru Sosok Susy Pudjiastuti dan Luhut, saya ingin mengatakan Susy dan Luhut sudah mampu menerjemahkan kebebasan yang di berikan Jokowi. ( lihatlah gebrakan Susy.) kebebasan yang menghasilkan keberanian untuk melakukan pembersihan dan penertiban birokrasi serta UU. hingga membuat Susy leading mengungguli koleganya. Begitu pun dengan Luhut, Mentri Polhukam tersebut mampu menggunakan ekspresi kekuatan komunikasi dengan semua lapisan seperti yang di inginkan Jokowi, Mentri lainya boleh sedikit meminta resep kepada Kedua orang tersebut, di samping Mentri lain yang saya sebut di atas, ( Anis Baswedan,Retno marsudi.)

seyogyanya apabila memang akan terjadi Reshufle, pilah lah kembali pos Kementrian yang memang benar - benar kurang efektif bekerja, koalisi akan terjaga apabila menggantikanya tetap dengan kolega Partai Koalisi tersebut,

Selamat Bekerja di 2016.

Salam Hangat,

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun