Mohon tunggu...
Haydar Nabris Muhammad
Haydar Nabris Muhammad Mohon Tunggu... Shalat 5 Waktu -

Mahasiswa, Muslim, U.I.N. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Prodi Ilmu Komunikasi, Kelas C. angkatan 2015 UIN KOM 15

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Sakit, Bukan Tidak Sehat?

21 September 2015   13:15 Diperbarui: 21 September 2015   13:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memiliki seorang kawan, di sana, di negeri yang jauh disana, melewati belantara rimba perkotaan, Edi namanya, Banyak yang takut dengan kawanku ini, banyak yang bilang dia gila, menurutku dia hanya istimewa

            Kondisinya memberiku pertanyaan yang tidak bisa ku jawab, apakah dia sakit? Atau tidak sehat? Samakah sakit dengan tidak sehat? Atau apakah bedanya tidak sakit dengan sehat?

            Pertanyaan kembali di sambut dengan pertanyaan, aku mulai mempelajari tentang apa itu sakit?

Sigmund Freud mengatakan bahwa kondisi fisik dan psikis yang tidak imbang akan menyebabkan seseorang mengalami sakit. Secara umum, pengertian sakit adalah kondisi berkurangnya atau melemahnya fungsi-fungsi organ tertentu dalam tubuh. Sakit juga dapat diartikan sebagai persepsi dan anggapan seseorang apabila merasa kesehatanya terganggu.

Hmmm..., kesehatan menurut UU Kesehatan no.23/1992 adalah, keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Pender, 1982, yang dimaksud dengan kesehatan adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).

Lain halnya dengan pendapat Paune tahun 1983, yang menjelaskan makna sehat dengan beberapa identifikasi, menurutnya, sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (Self Care Actions) secara kuat. Artinya, seseorang dianggap sehat ketika berada dalam satu kondisi terbaik, sehingga selalu dapat melakukan kontrol yang baik atas apa-apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan, untuk tetap berada dalam kondisi prima. Kemampuan melakukan kontrol yang baik tidak hanya mencakup dimensi fisik tetapi juga dimensi psikis.

           Self Care Resouces: mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Self Care Resouces mengandung pengertian bahwa seseorang yang sehat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, seseorang memiliki referensi yang cukup untuk dirinya dan juga orang lain, menyadari betul bahwa pengetahuan yang dimilikinya adalah aset berharga, paham betul bagaimana keterampilan yang dikuasainya adalah pelengkap kesempurnaan hidupnya, dan sikap yang baik yang dimilikinya adalah modal kesuksesannya, hingga referensi tentang bagaimana seharusnya dirinya memilih dan menentukan kesehatan.

Self Care Actions: merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan, yang diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. Setiap orang yang “sehat”, mampu fokus terhadap set goal, atau tujuan yang ingin dicapai, dan mempertahankan tujuan yang telah dicapainya itu serta meningkatkan fungsi sosialnya, artinya hubungan antara kondisi sosial dengan kesehatan mental atau emosionalnya cukup baik. Istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya, hubungan antara ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Seseorang yang sehat mentalnya akan bereaksi dengan cara yang positif dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang yang tidak stabil mentalnya, ia akan bereaksi negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.

Pendapat Paune sepertinya layak kita kaji lebih dalam lagi, karena pengertian sehat menurutnya mencakup sehat secara fisik dan psikis. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa seseorang disebut sehat ketika unsur fisik dan psikisnya seimbang, prima, dan tidak ada keluhan, baik dari diri sendiri maupun orang lain. Pendapat ini juga sejalan dengan kalimat pembuka tulisan ini, yaitu pendapat Sigmund Freud, bahwa kondisi fisik dan psikis yang tidak imbang akan menyebabkan seseorang mengalami sakit.

Jadi dengan dasar pengertian dari para ahli di atas, aku berani mengatakan Edi tidak sakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun