“Often when one is asleep, there is something in consciousness which declares that what then presents itself is but a dream” -Aristotle
Alasan saya menulis artikel tentang lucid dream adalah karena idola saya Richard Feynman, peraih nobel fisika untuk penyelesaian masalah Shuttle Chalengger yang meledak, adalah seorang Oneironaut natural.
Sebelum jauh membahas tentang Lucid Dream. Tahukah anda? Bahwa kita bisa mengendalikan mimipi kita? Tahukah anda? Ada saat dimana kita sadar di dalam mimpi kita? Sadar bahwa kita sedang bermimpi?, itulah yang di maksud dengan lucid dream.
Banyak yang mengatakan lucid dream adalah surga di dalam mimpi karena apapun yang kita inginkan bisa terjadi, karena kita adalah pengendali mimpi kita sendiri, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa lucid dream adalah kunci sebuah mimipi buruk, bahkan mimpi mengerikan yang tak berujung.
Ada teori yang mengatakan bahwa lucid dream bukanlah terjadi di saat kita tidur dan bermimipi, tetapi saat kita terbangun atau sadar di dalam mimipi, sehingga banyak peneliti yang ingin membuktikan fenomena lucid dream secara ilmiah, salah satunya adalah seorang neuroscientinst bernama Allan Hobson, dalam bukunya “Allan Hobson and the Neuroscience of Dreams”
Allan Hobson mengemukakan bahwa ada peningkatan aktifitas di lobus parietal kita, beliau mencoba membuktikan fenomena lucid dream dengan menggunakan neurobiological model dan ternyata ada gelombang yang berbeda dan terkait gelombang REM (Rapid Eye Movement)
REM (Rapid eye movement) di kenal juga sebagai active sleep atau saat dimana kita sedang bermimpi, di saat inilah kita bisa masuk ke tahap lucid dream
Ada dua jenis Lucid Dream:
- Dream Initiated Lucid Dreaming (DILD)
DILD lebih sering terjadi secara kebetulan, DILD adalah keadaan dimana kita sadar bahwa kita sedang bermimipi saat sedang di tengah mimpi tersebut
- Wake Initiated Lucid Dreaming (WILD)
WILD adalah Keadaan lucid dream yang disengaja atau di inginkan