Mohon tunggu...
Hayat Ruhyat
Hayat Ruhyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Penuh Jeda

Saat ini berprofesi sebagai Kaur Tata Usaha di MTsN 11 Indramayu dan Pengelola Pondok Pesantren Al Wathoniyah Cikedunglor Indramayu Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seven Life Skill Essentials

9 Mei 2024   08:13 Diperbarui: 9 Mei 2024   08:25 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Skill Hidup (sumber foto : Maukuliah.id)

Pendahuluan

Kehidupan saat ini semakin kompleks dan kompetitif. Tantangan yang dihadapi generasi saat ini lebih banyak dan makin sulit. Hanya pribadi-pribadi yang siap yang akan bisa memenangkan kompetisi hidup dan meraih kesuksesan. Mereka yang fokus dengan tujuan, memiliki sudut pandang berbeda dan empatik, matang berkomunikasi, mampu membuat dan memiliki jaringan luas, berpikir kritis, siap menghadapi tantangan dan pandai mengelola diri serta terus belajar ditengarai lebih berpeluang untuk meraih kesuksesan.


Adalah menjadi tugas pendidikan untuk mengajarkan dan mempersiapkan generasi yang dididik dan yang terlibat dalam proses pendidikan untuk memiliki beberapa skill kehidupan yang semestinya mereka miliki. Ellen Galiansky, seorang professor di Bank Street College, New York, yang juga dikenal sebagai pakar di bidang pendidikan anak menyebut ada 7 skills utama yang harus dimiliki seseorang untuk meraih sukses dalam hidupnya. Agar mendarah daging, skills ini idealnya diajarkan kepada anak sejak usia dini. Namun bagi orang yang sudah dewasa pun, sangat bagus untuk memahami dan melatih skills ini, apalagi yang berprofesi sebagai pendidik. Konsep 7 life skills essentials ini merupakan pengembangan dari teori multiple intelligence yang digagas Howard Gardner.

Konsep 7 Life Skills Essentials

1. Focus and Self Control


Fokus ketika menjadi kata kerja (mem-fokus) artinya memusatkan baik perhatian, pembicaraan, pandangan, sasaran dan sebagainya. Pekerjaan apapun yang dilakukan seseorang membutuhkan fokus meskipun dengan kadar yang berbeda. Semakin berat dan rumit sebuah pekerjaan tentu semakin tinggi fokus yang dibutuhkan. Dan fokus bukan perkara yang mudah dan hal ini dianggap sebagai kemampuan yang tidak lahir begitu saja tetapi diperlukan latihan atau pembiasaan yang membuat seseorang memiliki kemampuan ini dengan baik.
Dalam Islam sendiri beberapa ritual keagamaan berupa shalat, dzikir, membaca al-Quran dan lain sebagainya merupakan cara-cara yang sangat baik yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan fokus kita. Jadi upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan ritual apapun yang dianjurkan syari'at sejatinya adalah bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan fokus kita.
Adapun self control (pengendalian diri) merupakan satu kesatuan dengan focus. Self control bisa muncul jika seseorang bisa fokus pada tujuannya.

2. Perspective Taking


Banyak orang mengartikan perspective taking atau pengambilan sudut pandang sebagai empati. Konsepnya memang mirip, karena empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri ke dalam peranan orang lain, termasuk melihat dengan sudut pandang sebagaimana orang lain melihat.
Dalam ilmu psikologi, empati memang komponen utama dari perspective taking. Namun jika dilihat lebih dalam, perspective taking lebih luas dari empati karena melibatkan banyak bagian otak yang kompleks untuk bisa mengerti bagaimana pikiran dan perasaan orang lain. Seseorang yang dapat bekerja sama dengan tim, mengerti dan menyinkronkan persepsi agar bisa bekerja sama dan menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan bersama tersebut adalah yang memiliki skill perspective taking yang baik.
Generasi terbaik umat Islam yaitu para sahabat Nabi Muhammad Saw dianggap sebagai generasi yang memiliki banyak karakter dan kemampuan hidup ideal, antara lain mereka memiliki skill perspective taking sangat baik, sampai dijustifikasi sendiri oleh Allah melalui firman-Nya dalam surat Al-Hasyr ayat 9.

3. Communicating.


Skill ke 3 ini artinya adalah keterampilan berkomunikasi. Tetapi komunikasi yang dimaksud disini bukan sekadar bisa memahami bahasa, berbicara, membaca, ataupun menulis tetapi lebih advance dari itu. Seseorang harus memiliki keterampilan untuk memahami pesan yang ingin dikomunikasikan oleh orang lain dan menguasai bagaimana cara agar pesan yang kita sampaikan bisa dipahami oleh orang lain.
Basis dari edukasi adalah memang literasi, baik verbal maupun numerical. Dengan kemampuan literasi itu kita bisa belajar begitu banyak hal. Namun yang tak boleh dilupakan pada tahapan selanjutnya adalah communication skill. Di dalam al-Quran sendiri kemampuan komunikasi ini sangat penting sebagaimana diulas dalam Surat Al-Isra ayat 28.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun