Pendahuluan
Mengawali tulisan ini saya ingin mengajak anda untuk mengingat nama-nama tokoh muslim terkenal dan berpengaruh pada masa keemasan Islam (periode klasik) antara lain Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Al-Haromain, Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi, Imam As-Suyuthi, Imam At-Thobari, Imam Ibnu Malik, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Al-Khawarizmi, Jabir Ibnu Hayyan, Ibnu Haytham, Al-Razi, Al-Biruni,  dan tokoh-tokoh lain yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan dalam bidang keilmuan yang sangat beragam. Mereka merupakan generasi muslim yang hasil karya, ijtihad, pemikiran, penelitian dan penemuannya berpengaruh besar terhadap kemajuan peradaban Islam khususnya dan peradaban dunia umumnya.
Kesuksesan mereka tercatat dalam tinta emas sejarah, padahal ketika mereka aktif menempuh pendidikan, madrasah saja belum berdiri apalagi universitas. Mereka hanya menempuh pendidikan pribadi dari seorang guru berpindah ke guru yang lain. Fasilitas pendidikan yang tersedia masih sangat sederhana, proses pendidikan yang ditempuh belum didasari visi dan misi lembaga secara formal, kurikulumnya masih sederhana dengan metode yang sederhana pula.
Azyumardi Azra menginformasikan bahwa jika pada masa sebelum Khalifah Al-Ma’mun, sains mencapai puncak kemajuannya, hampir dipastikan, bukan muncul dari madrasah. Kemajuan sains lebih merupakan hasil pengembangan dan penelitian individu-individu ilmuwan muslim yang didorong semangat penyelidikan (scientific inquiry) guna membuktikan kebenaran ajaran-ajaran Al-Quran, termasuk yang bersifat kauniyah.
Keberhasilan para tokoh di atas karena terdapat kesadaran pendidikan sebagai murid dan kesadaran pendidikan yang dimiliki gurunya. Spirit kemajuan yang ditangkap dari sumber doktrin Islam telah menjiwai mereka dan menumbuhkan kesadaran pendidikan yang sangat kuat dan tak pernah padam.Â
Jarak yang sangat jauh yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu bahkan tak menghalangi mereka untuk aktif dan bersemangat menemukan mutiara-mutiara keilmuan yang berharga. Oleh karena itu kesadaran pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan.
Mendefinisikan Kesadaran Pendidikan
Secara etimologis, kesadaran berarti (1) keinsafan, keadaan mengerti, seperti kesadaran akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; (2) hal yang dirasakan atau dialami seseorang, seperti kesadaran diri, keadaan seseorang atas keadaan dirinya sendiri. Secara terminologis, kesadaran dapat diartikan sebagai sikap timbulnya sikap mengetahui, memahami, menginsafi, dan menindaklanjuti sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika difokuskan dalam bidang pendidikan, maka kesadaran pendidikan dapat diartikan sebagai kehadiran sikap mengetahui, memahami, menginsafi, dan menindaklanjuti proses pembimbingan untuk mengembangkan potensi kemampuan seseorang menjadi sumber daya manusia yang kuat (strong human resources).
Bentuk ekspresi kesadaran pendidikan yang menjadi sikap dasar pada para pelaku pendidikan dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
Siswa.
Siswa yang sadar pendidikan adalah peserta didik yang utamanya belajar. Kesadaran ini mendorongnya untuk mengisi waktu dalam jumlah dominan dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar atas inisiatif dari siswa sendiri, tanpa tekanan dan pengondisian dari pihak lain. Kegiatan belajar didasarkan rasa ingin menghilangkan kebodohan dan diganti dengan kepandaian, wawasan luas dan pemahaman yang mendalam.
Guru
Guru yang sadar pendidikan adalah pendidik yang menggerakkan semua pemikiran, penghayatan dan tindakan untuk membangun kesadaran siswa dalam aktivitas belajar. Guru berusaha mengenali perbedaan siswa secara individual, menyelami kehidupan siswa baik dari sudut ekonomi, sosial, kesehatan dan psikologis. Dan guru yang sadar pendidikan juga menjadi seorang pembelajar sejati yang tidak pernah berhenti untuk terus belajar.
Kepala Sekolah/madrasah
Kepala sekolah/madrasah yang sadar pendidikan adalah kepala sekolah yang berfungsi sebagai pembimbing guru dalam proses belajar mengajar secara tulus. Ia menjadi figur teladan bagi warga sekolah/madrasahnya dalam ucapan, tindakan, perilaku dan pengetahuan baik di sekolah/madrasah, rumah dan masyarakat.