Mohon tunggu...
Hayat Ruhyat
Hayat Ruhyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Penuh Jeda

Saat ini berprofesi sebagai Kaur Tata Usaha di MTsN 11 Indramayu dan Pengelola Pondok Pesantren Al Wathoniyah Cikedunglor Indramayu Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zikir sebagai Fondasi Akhlak

7 Mei 2024   13:28 Diperbarui: 7 Mei 2024   13:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Buku Zikir dan Tasbih Dokumen Pribadi


Zikir yang dilangitkan setiap hari, setiap waktu, adalah penenteram hati, cahaya yang menerangi jiwa, melapangkan dada, menumbuhkan cinta, mengekang hasrat rendah, memudahkan langkah, meredam amarah dan penghalau segala gundah. Semua karena kita merasa dekat dengan Allah Sang Pemilik segalanya. Jika kita ingat kepada Allah, maka Allah pun ingat kepada kita. Ingatnya Allah kepada hamba-Nya tentu saja seraya memberikan karunia atau anugerah berupa kenikmatan. Dalam surat al Baqarah ayat 152 Allah Swt berfirman :

"Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku".

Karena itu, jangan biarkan hati kita kosong dan hampa yang membuat hidup menjadi tak bermakna.Jangan biarkan bisikan-bisikan nafsu menguasai sel-sel darah dan menggerakan syaraf-syaraf untuk mendorong melakukan hal-hal nista yang tak pantas dilakukan seorang hamba. Berzikir akan menguatkan kendali jiwa sehingga langkah hidup lebih terarah dan akhlakul karimah tetap terjaga.

Keindahan akhlak seorang muslim atau muslimah tidak serta merta lahir dan menjadi kepribadian tanpa dibangun di atas fondasi yang kokoh, di antara fondasi akhlak mulia adalah zikir dan ilmu. Zikir akan menguatkan keimanan dan ilmu, disamping menguatkan keimanan juga menjadi cahaya yang menuntun ke jalan yang terang serta menjadi piranti untuk memudahkan kehidupan. Jadi betapapun bagus dan detil rancang bangun sistem pendidikan karakter jika tidak dibangun di atas fondasi tersebut tetap akan rapuh dan sulit dicapai ultimate goalnya. Inilah substansi yang menjadi pembeda antara pendidikan Islam dan pendidikan sekuler.

Masih banyaknya fenomena ironis dunia pendidikan yang kita lihat hari ini adalah cermin belum berhasilnya pendidikan dalam memanusiakan manusia dengan menanamkan sifat-sifat kemuliaan Allah dalam proses pembentukan karakter (takholluq bi akhlaqillah). Pendidikan hari ini masih memarginalkan sisi jati diri manusia sebagai makhluk berdimensi spiritual. Pendidikan hari ini masih lebih telaten dengan pemberdayaan manusia pada aspek jasmani dan keunggulan akal belaka. Sistem dan praktek pendidikan demikian hanya akan berhasil melahirkan generasi yang unggul skill dan ilmu pengetahuan tetapi jiwanya selalu dicekam resah dan gelisah oleh ketidak menentuan masa depan. Generasi yang keropos keyakinan dan rentan terjerembab kepada agnostisisme bahkan ateisme.

Meskipun tidak mudah, tetapi ikhtiar yang tak kenal berhenti untuk menyadarkan pentingnya  spiritualitas yang kuat bagi generasi kini tetap harus dilakukan dalam praktek pendidikan ini. Kecanggihan algoritma yang bisa menyesatkan harus dilawan tak hanya dengan himbauan dan proteksi prosedural tetapi dengan zikir yang konsisten dilantunkan lisan dan digemakan dan dihidupkan dalam hati. Ekses negatif akibat kemajuan teknologi harus selalu dicounter dengan upaya pembiasaan zikir di kalangan generasi penerus bangsa ini sehingga tumbuh benih-benih cinta terhadap zikir dalam diri mereka dan setiap tindak-tanduk mereka selalu berkesadaran atas adanya Allah yang senantiasa menjaga dan membimbing ke jalan yang benar. Ketika ilmu dan zikir telah menjadi fondasi kuat setiap pribadi generasi Islam maka kerisauan kita terhadap keruntuhan moral akan menjadi hilang berganti harapan cerah dan gemilang di masa depan. Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun