Mohon tunggu...
Hayati Badrunnisa
Hayati Badrunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Sastra: Berdirinya Sastra Indonesia

22 Juni 2022   23:31 Diperbarui: 22 Juni 2022   23:36 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata sejarah (sastra) sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu sajarun yang berarti pohon. Pohon menggambarkan keberadaan akar, ranting dan cabang, menunjukkan kronologis perkembangan peristiwa. Sejarah sendiri memiliki arti yang sama, merekam perjalanan hidup dari masa lalu ke masa berikutnya. Sastra merupakan bagian dari sejarah suatu bangsa dan aset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya dan beradab adalah bangsa yang tidak hanya memiliki prestasi karya sastranya sendiri, tetapi juga menghargai dan mengapresiasi karya sastra, karena karya budayanya sendiri tercatat dalam sejarah sastra bangsanya. Ketika kita mendengar kata "sastra", ada dua kemungkinan makna yang muncul di benak kita. Pertama, sastra adalah karya seni seorang sastrawan atau pengarang, meliputi prosa (cerpen dan novel), puisi, dan drama (skenario atau pertunjukan panggung). Sastra yang dipahami dalam pengertian pertama ini disebut karya sastra atau sastra kreatif. Kedua, Sastra adalah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari karya sastra (prosa, puisi, dan drama), yang disebut sastra atau sastra ilmiah. Jika dirinci, ilmu sastra mencakup teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Dalam perkembangan sastra, muncul bidang-bidang baru sastra, yang bersifat multidisiplin, yaitu sosiologi sastra, psikologi antropologi sastra. Sejarah sastra atau literary history (Inggris) mempelajari perkembangan karya sastra di setiap periode, dari satu periode ke periode lainnya. Kajian ini mengkaji ciri-ciri karya sastra pada era atau periode tertentu, pengarang yang mengisi arena/konteks sastra, ketinggian karya sastra yang menghiasi konteks sastra serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar dunia sastra. Sebagai kegiatan penelitian sastra, sejarawan sastra membuat profil karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala yang ada, pengaruh konteks, ciri isi, dan tema karya sastra. Sedangkan sejarah sastra Indonesia ialah bagian dari kajian sastra dan budaya Indonesia, kajian sastra Indonesia berada sejak keberadaan sastra di Indonesia hingga masa kemudian yang akan datang, dengan segala problematika dan kompleksitas yang melingkupinya. Beberapa orang membagi maupun memperiodisasi sastra menurut periode masing-masing. Misalnya dalam sastra Indonesia kita mengenal Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66, Angkatan 70-an, Angkatan 2000-an, dan lain-lain.

Pada abad akhir ke-20 dan abad awal ke-21 mempunyai karya-karya sastra yang tentunya berbobot, contohnya novel Saman (1998) yaitu dari karya Ayu Utami dan Laskar Pelangi (2005) yaitu karya dari Andrea Hirata yang sangat mengguncangkan dunia karya sastra Indonesia. Sedangkan pada tahun 1980-an terbit tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang menggema di seluruh dunia, yaitu Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1985) dan Rumah Kaca (1988). Pada 1970-an, terbit trilogi dari novel karya Iwan Simantupang, Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969) dan Kering (1970) yang membuat pembaca dan kritikus Indonesia menganggap novel absurd, sarat filosofi, tidak bisa dipahami, karena berbeda dari novel sebelumnya. Tergantung dari objek kajiannya, ruang lingkup karya sastra cukup beragam. Dalam keberagaman tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Dari perspektif perkembangan sastra suatu negara, terdapat sejarah perkembangan sastra di berbagai negara di dunia, seperti sejarah sastra Indonesia, sejarah sastra Jepang, sejarah sastra Amerika dan sejarah negara lain. (2) Dari segi perkembangan sastra suatu daerah terdapat sejarah sastra daerah, seperti sastra Minangkabau, sastra Jawa, sastra Sunda, sastra Bali, sastra Aceh, sastra Batak, sastra NTT, dan lain-lain. (3) Ditinjau dari perkembangan budaya terdapat sejarah sastra dalam budaya tertentu, seperti sejarah sastra klasik, sejarah sastra Melayu, sejarah sastra pada kebangkitan Nasional, sejarah sastra pada Zaman Revolusi, sejarah sastra di Era Reformasi, dan lain-lainnya. (4) Dilihat dari perkembangan berbagai genre (jenis sastra) atau karya sastra, terdapat perkembangan sejarah novel ataupun roman, puisi, cerpen, lakon, dan sebagainya.

Untuk Indonesia khususnya, menurut pengamat dan kritikus sastra Teeuw (1984) masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bagi para peneliti sejarah sastra Indonesia. Penelitian dapat dimulai dari berbagai sudut pandang yang dapat menggambarkan perkembangan sejarah sastra Indonesia dari awal hingga saat ini. Metode penelitian meliputi: (1) kajian genetik, yaitu keterkaitan antar jenis karya sastra, (2) kajian intertekstual untuk karya sastra individu, (3) kajian resepsi sastra bagi pembaca karya sastra, (4) pengkajian dalam penelitian karya sastra lisan, dan (6) pengkajian sastra Indonesia di seluruh Nusantara. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, sejarah sastra Indonesia adalah sejarah perkembangan sastra yang meliputi rangkaian peristiwa dalam masa-masa perkembangan sastra suatu bangsa maupun kebudayaan sejak lahir sampai dengan perkembangan akhir saat ini. Arinya, sejarah sastra Indonesia secara khusus merupakan kajian sastra yang menguraikan rangkaian peristiwa dalam tahapan perkembangan sastra Indonesia sejak lahir hingga perkembangan akhir masa kini.

Sumber:

Sehandi, Yohanes. 2018. Mengenal 25 Teori Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun