Mohon tunggu...
Hawa ino
Hawa ino Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswi

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penganut Nietzsche, Foucault

7 Januari 2024   22:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   22:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Michel Foucault (1926-1984) adalah seorang filsuf dan sejarawan Perancis yang terkenal karena kontribusinya terhadap teori sosial, teori politik, dan sejarah pemikiran. Foucault sangat berpengaruh dalam analisisnya tentang kekuasaan, pengetahuan dan kontrol sosial. 

Foucault mengembangkan metode "Arkeologi Pengetahuan". menganalisis perkembangan ide dan pengetahuan dalam konteks sejarah. Metode ini melibatkan mempelajari struktur dan pengembangan konsep selama periode waktu tertentu. Konsep biopolitik Foucault mencakup hubungan antara kebijakan negara dan individu. Ia mengkaji bagaimana negara mengatur dan mengendalikan populasi melalui berbagai teknik, termasuk kebijakan kesehatan, keluarga, dan pendidikan. Foucault berpendapat bahwa kekuatan dan pengetahuan saling berkaitan. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang netral atau obyektif, melainkan suatu bentuk kekuatan yang mempengaruhi cara kita memahami dan merespons dunia. Foucault memperkenalkan panoptikon, sebuah struktur pengawasan yang memungkinkan pemerintah atau lembaga memantau masyarakat tanpa henti. Konsep ini menggambarkan bagaimana kontrol sosial dapat dicapai melalui bentuk-bentuk kontrol yang efektif.

Dalam The Birth of the Clinic, Foucault menerapkan pengetahuan arkeologi untuk menganalisis perkembangan sistem klinis dan medis. Dia menekankan bagaimana konsep penyakit dan pengobatan telah berkembang seiring berjalannya waktu. Foucault mengembangkan istilah "heterotopia". yaitu suatu ruang atau tempat yang berbeda dengan ruang sehari-hari dan mempunyai aturan yang berbeda. Contohnya bisa berupa museum, penjara atau tempat ibadah. Foucault mempelajari sejarah seksualitas dan memulai pendekatan baru terhadap seksualitas sebagai konstruksi sosial. Pemikirannya tentang seksualitas mempengaruhi gerakan gender dan seksualitas. Foucault mengkaji bagaimana tubuh individu dikendalikan dan dikendalikan melalui teknologi seperti pengawasan medis, teknik penjara, dan norma sosial. Foucault mengeksplorasi hubungan antara moralitas dan kekuasaan dan memprakarsai gagasan memetika, yaitu. upaya individu untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan norma-norma sosial.Michel Foucault memainkan peranan penting dalam perkembangan teori kritis dan postmodernisme. Karyanya mempunyai pengaruh penting pada beberapa disiplin ilmu, termasuk filsafat, sosiologi, sejarah, dan ilmu budaya.

Michel Foucault sangat dipengaruhi oleh filsuf Friedrich Nietzsche dalam pemikiran dan pendekatannya terhadap berbagai masalah sosial dan budaya. Meskipun Foucault tidak selalu secara langsung mengidentifikasi dirinya sebagai pengikut Nietzsche, ada beberapa kesamaan dalam pandangan dan konsep dasar keduanya: Seperti Nietzsche, Foucault mempertanyakan mengklaim bahwa pengetahuan itu objektif dan menekankan bagaimana pengetahuan dan kekuasaan saling terkait. Keduanya menunjukkan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang netral, melainkan selalu dikaitkan dengan kekuasaan dan mewarnai cara pandang tertentu. Baik Nietzsche maupun Foucault menolak esensialisme, atau kepercayaan akan keberadaan esensi esensial atau tetap. Mereka menunjukkan bahwa konsep-konsep seperti kebenaran, moralitas, dan identitas bukanlah entitas yang tetap, melainkan konstruksi sosial yang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Kedua filosofi ini menganalisis secara mendalam kekuasaan dan kontrol dalam masyarakat. Nietzsche mengembangkan konsep kekuasaan sukarela (willpower) dan perlawanan (the power of resistance or hostility), sedangkan Foucault memperluas analisisnya ke berbagai institusi dan praktik sosial. Keduanya mengkritik moralitas tradisional dan nilai-nilai di baliknya. Nietzsche sangat menentang moralitas Kristen dan konsep "kebaikan". dan "jahat," Foucault berbicara tentang bagaimana moralitas dapat digunakan sebagai alat kekuasaan dan kontrol di berbagai institusi, seperti penjara atau fasilitas kesehatan. Nietzsche dan Foucault sama-sama tertarik pada studi subjektivitas dan bagaimana individu menjadi "subyek" dalam masyarakat. Mereka menunjukkan bagaimana norma-norma sosial dan konsep kekuasaan membentuk dan mengendalikan subjektivitas individu. 

Meskipun ada kesamaan antara Foucault dan Nietzsche, perlu dicatat bahwa Foucault juga mengembangkan pemikirannya sendiri dan memberikan kontribusi khasnya pada analisis bentuk kekuasaan, disiplin, dan kontrol sosial yang lebih spesifik. Keterlibatan Foucault dengan pemikiran Nietzsche tidak selalu mentah, melainkan merupakan penafsiran ulang dan pengembangan konsep-konsep tersebut sesuai dengan konteksnya sendiri..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun