Mohon tunggu...
Hawa Arini Dina Yasmin
Hawa Arini Dina Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan SOSIOEMOSIONAL Anak-Anak

11 Desember 2024   21:40 Diperbarui: 11 Desember 2024   21:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan sosialemosional merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan anak, yang melibatkan kemampuan mereka untuk memahami dan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka, sekaligus mengelola emosi mereka secara efektif. Proses ini mencakup kemampuan anak untuk beradaptasi dengan berbagai situasi sosial yang dihadapi. Dalam hal ini, anak perlu belajar memahami aturan, norma, dan ekspektasi dari lingkungan sosial mereka.

Selain itu, anak juga mulai memahami emosi yang muncul dalam berbagai situasi sosial. Mereka tidak hanya berinteraksi secara fisik tetapi juga secara emosional, dengan mencoba mengenali dan merespons perasaan orang lain. Proses ini memperkuat kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang positif dengan lingkungan sosialnya.

Dalam pembelajaran sosial emosional, anak-anak menggunakan 3 keterampilan, yaitu :

  • Mendengarkan  : Anak-anak menangkap informasi melalui mendengarkan kata-kata atau nada suara orang di sekitar mereka. Misalnya, mereka mungkin belajar bagaimana menenangkan diri dari kata-kata lembut seorang guru atau orang tua.
  • Mengamati : Pengamatan adalah salah satu cara utama anak belajar. Mereka memperhatikan bagaimana orang lain bertindak dalam berbagai situasi, seperti berbagi mainan, meminta maaf, atau menunjukkan kasih sayang.
  • Meniru : Setelah mendengar dan mengamati, anak-anak mencoba meniru apa yang mereka lihat. Proses ini memungkinkan mereka mempraktikkan perilaku yang dianggap sesuai, seperti menyapa orang lain dengan sopan atau membantu teman yang membutuhkan

Perkembangan sosioemosional pada anak anak terdapat 3 tahapan yaitu tahap awal, pertengahan, dan akhir

1. Perkembangan Sosioemosional Anak Tahap Awal

pada perkembangan sosioemosional tahap awal terbagi menjadi 3 tahap umur

  • Usia 1-2 Tahun  Reaksi Emosional yang Kuat: Anak-anak mulai menunjukkan reaksi emosional yang kuat. Misalnya, mereka mungkin merasa cemas ketika terpisah dari orang tua atau merasa senang saat mendapatkan perhatian. Meskipun keterampilan motorik masih terbatas, anak mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan hal-hal sendiri.
  • Usia 2-3 Tahun Pada usia ini, anak-anak mulai menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan mereka. Mereka mungkin mengatakan "saya marah" atau "saya senang", yang menunjukkan peningkatan dalam kemampuan komunikasi emosional. Pada tahap ini Mereka mulai menunjukkan tanda-tanda empati dengan merespons perasaan orang lain, meskipun pemahaman mereka masih dalam tahap awal. Misalnya, mereka mungkin mencoba menghibur teman yang sedang menangis.
  • Usia 4-6 Tahun (Prasekolah) Anak-anak pada usia ini mulai memahami bahwa emosi bisa bersifat kompleks; misalnya, mereka dapat merasakan kebahagiaan dan kecemasan secara bersamaan. Mereka lebih mampu bernegosiasi dalam permainan dan memahami konsep berbagi serta kerjasama.

2. Perkembangan Sosioemosional Anak Pertengahan Usia 7-10 Tahun

Anak usia 7-10 tahun berada pada masa yang sangat menarik dalam perkembangan sosioemosionalnya. Pada tahap ini, mereka mulai membentuk identitas diri yang lebih kuat, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, dan memahami emosi yang lebih kompleks.

Ciri-ciri Perkembangan:

 a. Perkembangan Diri: Anak mulai menyadari kelebihan dan kekurangan diri, serta membentuk citra diri yang lebih realistis. Mereka juga mulai membandingkan diri dengan teman sebaya.

 b. Perkembangan Emosi: Kemampuan mengelola emosi semakin baik, namun anak juga mengalami emosi yang lebih kompleks seperti kecemburuan, iri hati, dan rasa malu. Mereka mulai belajar mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang lebih sehat.

 c. Perkembangan Sosial: Hubungan dengan teman sebaya semakin penting. Anak belajar berkolaborasi, berkompetisi, dan memecahkan masalah bersama. Mereka juga mulai membentuk kelompok teman yang lebih stabil dan mengembangkan keterampilan sosial seperti negosiasi dan kompromi.

 d. Perkembangan Moral: Anak mulai memahami konsep keadilan, aturan, dan tanggung jawab. Mereka juga mulai menunjukkan empati dan kepedulian terhadap orang lain.

3. Perkembangan Sosioemosional Anak Akhir 

mencakup kemampuan anak untuk memahami dan mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang lebih kompleks, serta mengembangkan nilai moral dan identitas diri. Pada rentang usia 10-12 tahun, anak berada dalam transisi menuju masa remaja. Hal ini membuat mereka mulai menunjukkan kematangan emosional dan sosial yang lebih tinggi dibandingkan tahap sebelumnya.

Ciri-ciri Perkembangan Sosioemosional Anak Akhir

a. Identitas Diri yang Lebih Kuat

Anak mulai membangun konsep diri yang lebih jelas, seperti menyadari kelebihan, kelemahan, minat, dan nilai-nilai yang dianggap penting. Proses ini menjadi dasar pembentukan identitas di masa remaja. Misalnya, mereka mungkin mulai berpikir tentang apa yang ingin mereka capai di masa depan.

b. Hubungan Teman Sebaya

Persahabatan menjadi lebih bermakna, melibatkan kedekatan emosional, saling percaya, dan dukungan moral. Konflik dalam pertemanan biasanya terjadi, namun anak mulai mampu menyelesaikannya dengan pendekatan kompromi. Tekanan kelompok sebaya (peer pressure) mulai muncul dan memengaruhi cara berpikir dan perilaku mereka.

c. Peningkatan Keterampilan Sosial

Anak menjadi lebih mahir dalam menyampaikan pendapat, memahami perspektif orang lain, dan bernegosiasi dalam berbagai situasi. Mereka mulai memahami norma sosial, seperti pentingnya empati dan menghormati orang lain, yang membantu dalam membangun hubungan harmonis.

d. Perkembangan Moral

Anak pada usia ini mulai memahami prinsip moral seperti keadilan, hak, dan tanggung jawab sosial. Mereka mulai membentuk nilai-nilai pribadi berdasarkan apa yang dianggap benar dan salah oleh lingkungan mereka, termasuk keluarga dan sekolah.

Proses pembelajaran ini menjadi dasar bagi mereka untuk mengembangkan hubungan sosial yang sehat dan keterampilan pengelolaan emosi yang efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun