c. Perkembangan Sosial: Hubungan dengan teman sebaya semakin penting. Anak belajar berkolaborasi, berkompetisi, dan memecahkan masalah bersama. Mereka juga mulai membentuk kelompok teman yang lebih stabil dan mengembangkan keterampilan sosial seperti negosiasi dan kompromi.
 d. Perkembangan Moral: Anak mulai memahami konsep keadilan, aturan, dan tanggung jawab. Mereka juga mulai menunjukkan empati dan kepedulian terhadap orang lain.
3. Perkembangan Sosioemosional Anak AkhirÂ
mencakup kemampuan anak untuk memahami dan mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang lebih kompleks, serta mengembangkan nilai moral dan identitas diri. Pada rentang usia 10-12 tahun, anak berada dalam transisi menuju masa remaja. Hal ini membuat mereka mulai menunjukkan kematangan emosional dan sosial yang lebih tinggi dibandingkan tahap sebelumnya.
Ciri-ciri Perkembangan Sosioemosional Anak Akhir
a. Identitas Diri yang Lebih Kuat
Anak mulai membangun konsep diri yang lebih jelas, seperti menyadari kelebihan, kelemahan, minat, dan nilai-nilai yang dianggap penting. Proses ini menjadi dasar pembentukan identitas di masa remaja. Misalnya, mereka mungkin mulai berpikir tentang apa yang ingin mereka capai di masa depan.
b. Hubungan Teman Sebaya
Persahabatan menjadi lebih bermakna, melibatkan kedekatan emosional, saling percaya, dan dukungan moral. Konflik dalam pertemanan biasanya terjadi, namun anak mulai mampu menyelesaikannya dengan pendekatan kompromi. Tekanan kelompok sebaya (peer pressure) mulai muncul dan memengaruhi cara berpikir dan perilaku mereka.
c. Peningkatan Keterampilan Sosial
Anak menjadi lebih mahir dalam menyampaikan pendapat, memahami perspektif orang lain, dan bernegosiasi dalam berbagai situasi. Mereka mulai memahami norma sosial, seperti pentingnya empati dan menghormati orang lain, yang membantu dalam membangun hubungan harmonis.