Dari hadis yang berbunyi "Tuntutlah ilmu walaupun  sampai Negeri Cina" (HR. Ibn Majah). Hadis tersebut adalah salah satu pernyataaan yang sangat terkenal dalam dunia islam yang mendorong umat islam untuk menuntut ilmu tanpa mengenal batas. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyikapi hadis ini untuk menghindari kesalahpahaman atau penafsiran yang tidak tepat.Â
1. Konsep Menuntut Ilmu dalam Islam
   Dalam islam, wajib untuk menghargai ilmu karena Al-qur'an dan hadis memerintahkan umat islam untuk menuntut ilmu, baik ilmu duniawi maupun ilmu agama yang bermanfaat. Allah SWT berfirman:Â
"Katakanlah, 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat mengambil pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9)
Dalam islam, ilmu tidak hanya pengetahuantentang agama akan tetapi juga pengatahuan dari berbagai bidang yang mendatangkan manfaat bagi umat manusia.Â
2. Tafsir dan Pemahaman Sejarah Hadis
   Hadis ini berasal dari pernyataan Rasulullah SAW yang menunjukkan betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan umat Muslim. Pada masa itu, Cina dianggap sebagai wilayah yang sangat jauh dan tak terjangkau, sehingga pernyataan ini lebih menggambarkan makna bahwa menuntut ilmu seharusnya menjadi usaha yang tanpa kenal lelah dan tanpa batas.
Secara literal, Rasulullah SAW tidak mungkin memerintahkan umatnya untuk bepergian jauh ke negeri Cina jika hanya untuk menuntut ilmu agama. Sebaliknya, hadis ini lebih menekankan pada semangat untuk mencari ilmu dalam berbagai bentuk dan bidang, baik itu ilmu agama maupun pengetahuan yang mendukung kemajuan kehidupan manusia. Dalam konteks modern, ini bisa berarti pentingnya globalisasi ilmu pengetahuan, komunikasi, dan teknologi.
3. Menuntut Ilmu Pada Era Perkembangan globalisasi
   Pada zaman sekarang, sangat mudah dalam mengakses informasi dam ilmu pengetahuan melalui internet, hadis ini mengingatkan kita bahwa pencarian ilmu harus melampaui batasan geografis. Kita tidak hanya harus mencari ilmu di dalam negeri, tetapi juga berusaha mengakses berbagai sumber pengetahuan dari seluruh dunia. Dalam hal ini, "negeri Cina" bisa dipahami sebagai simbol dari tempat yang jauh atau wilayah yang belum kita capai dalam pencarian ilmu.Â
Misalnya, melalui perjalanan akademis, pertukaran budaya, atau akses ke literatur internasional, umat Islam didorong untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mereka dalam berbagai disiplin ilmu. Hal ini juga mencakup pentingnya memanfaatkan teknologi informasi yang memungkinkan orang untuk belajar dari sumber-sumber pengetahuan di seluruh dunia tanpa harus pergi ke luar negeri.Â