Mohon tunggu...
Hawa Hawa
Hawa Hawa Mohon Tunggu... wiraswasta -

nothing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seroja, Pelacur Naik Kelas

25 Desember 2012   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:04 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkehidupan nyaman, terhormat, jauh dari kesan nakal dan jorok serta menjijikan, sudah pasti itu impian setiap pelacur jalanan yang kerjanya setiap malam harus cari uang dengan menjajakan sedikit cinta, tak perduli hujan deras, atau malam yang dingin dengan gigil yang menusuk sampai jauh kedalam sumsum tulang.

tetapi Seroja beruntung, pelacur dengan nama indah dan wajah yang cantik,  yang mengingatkan aku pada lagu melayu klasik yang pernah dinyanyikan ulang oleh Iis Dahlia. Nasibnya bagus.

Suparjo, pemuda tinggi, hitam badannya penuh tato gambar benda-benda keramat dan satu tato unik, "I Love You si Mbok", dia punya usaha ternak belut dan bekicot yang di ekspor sampai ke Prancis inilah yang menemukan Seroja.

Suparjo akhirnya menikah setelah beberapa kali "pakai" jasa Seroja, jangan tanya kenapa Suparjo suka pakai Seroja, karena bagi Suparjo uang bisa membeli segala, walau dia masih bujangan tak perjaka, tak masalah. "aku punya segalanya yang dibutuhkan perempuan, uang, kegagahan, kekayaan. tentu tidak sulit baginya membeli banyak Seroja-Seroja, tapi kenapa hanya Seroja yang ini yang dia pilih?. Suparjo pasti punya alasan sendiri.

"aku suka isi buah dadanya yang menyembul ketika dia sedikit saja menundukkan badannya, menenangkan"

begitu kata Suparjo.

Seroja "naik kelas", hidupnya pelan-pelan menuju satu titik kebahagiaan, seperti impian banyak wanita lainnya. dia tak hanya dapat cinta yang  "suci" dari Suparjo tapi juga materi dan kesempurnaan sebagai seorang istri.

Seroja mulai rajin ke salon-salon mahal, beli baju mahal, kosmetik mahal, perabot mahal, kendaraan mahal, mulai kursus kepribadian dan lain-lain demi memenuhi ambisinya menjadi "sok sialita" khas kampungnya, be a Madame Suparjo.

"Hidup ya mesti dinikmati, kalo nggak sekarang kapan lagi, aku bosan melarat!" begitu katanya.

Lalu, Seroja yang dulunya penjaja cinta pun mulai kenal dunia maya, dia pakai Gadget mahal, bikin akun fesbuk twitter dan situs-situs jejaring sosial yang bertebaran bak jamur dimusim hujan,  dengan tak lupa menyertakan profesi suaminya sebagai pengusaha belut dan bekicot, dia up date isi rumah beserta perabot-perabotnya, up date status-status tinggi hati dan sombong, betapa pintarnya dia, cerdasnya dia, melebihi apapun dan siapapun.

dengan sedikit kemampuan cerdasnya Seroja mulai menulis, tentu saja dengan cerita-cerita beraroma kesombongan tapi dengan dalih sharing dan connecting, dia berharap semoga cerita yang dia tulis adalah jadi sesuatu inspirasi buat apapun dan siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun