raungan pilu menggema di jero iga. melelehkan senyum yang masih tersisa. getarnya menelusup rongga darah. mencabik aorta telanjang. hape masih menempel di pipi. di sebrang sana masih ada cerita. tapi di telinga terasa tawar, suaranya umpama ranting kering. merusak irama jantung. sekejap sunyi mengharu biru. tensi darah sejenak turun. tulang pun tak kuasa menahan beban. gelap sudah, cahaya buli mata lenyap.
tentu rasa dipukul pulang balik. drop. umpama bandul jam dinding. menyanyikan liturgi satu jam sekali membawa pesan. tak ada kata kata dalam kecewa. hanya rasa berkecamuk. mencari pintu ke luar. namun semuanya tertutup. berputar pada labirin. tanpa ujung. semuanya, menjadi adonan yang terus diaduk. ketika sudah bulat, dilempar kembali. dibejek lagi sampai gepeng. dibulat bulatkan lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI