Mohon tunggu...
ManG JIMs
ManG JIMs Mohon Tunggu... Lainnya - orang desa

Change world with love

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Olahraga Indonesia Takkan Pernah Maju?

5 Februari 2022   11:01 Diperbarui: 5 Februari 2022   11:11 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Atlet olahraga setiap cabang olahraga (cabor) di Indonesia, apakah betul sudah sejajar dengan atlet dunia? Baik unggulan prestisius maupun partisifan. Misalnya bulutangkis, apakah betul sudah kempotitif dengan yang lainnya, begitu pula angkat besi, panahan bahkan atletik.

Kita tidak usah berpikir olahraga partisan seperti sepakbola. Sebab sepakbola hanya bentuk olahraga kehebohan di Indonesia saja, tidak kurang tidak lebih. Sementara atletnya tidak bisa bersaing dengan negara tetangga se asean. Jadi apa yang harus dibicarakan jika sudah begitu? apakah masih punya harapan?

Harapan selalu ada tapi melihat kondisi seperti sekarang akan tetap menjadi harapan bisa tampil di event lebih tinggi dengan prestasi baik. Boleh lah mimpi bisa merebut medali emas Sea Games, Asian Games, Olimpiade bahkan Piala Dunia. Sebagai wujud penisbian harapan.

Persoalannya sederhana sebetulnya dalam proses pembentukan atlet. Bukan mewahnya organisasi, bukan pula berjibunnya fans, sporter atawa daya dukung keuangan. 

Keterbatasan pelatih dalam proses pembentukan atlet itu yang jadi persoalan utama. Selama ini proses berlatih tidak memiliki standar sama sekali. tendang, giring bola, lari, lempar dan tangkap. Begitu pula pelatih cabor lain hanya mengandalkan insting pengalaman ketika menjadi atlet maupun ketika melatih.

Meski para pelatih itu sudah mengikuti lisensi kepelatihan baik tingkat regional, nasional bahkan internasional. Manajemen kepelatihan sangat buruk di Indonesia. Misalnya, di sepakbola selalu melahirkan salah umpan. Salah posisi, kehilangan kontrol lapang dan objek.

Ini persoalan mendasar sehingga sampai kapanpun jika persoalan ini tidak dibenahi dan tidak dihilangkan maka Olahraga Indonesia takan pernah maju. alias cindeten teyus.

Kita tidak bisa berharap bagus jika prosesnya salah. Begitu pun organisasi yang menaunginya ketika tidak bisa mengeksplor potensi hanya berpikir sektoral. Sama saja. Apakah itu KOI, KONI, federasi olahraga. Organisasi itu ada karena ada atlet, jika tidak ada atlet maka organisasi itu pun tidak dibutuhkan.

Ketika atlet menjadi measntram, maka yang utama adalah penyebaran pelatih berwawasan, berkualitas dan mampu menerapkan manajemen kepelatihan kepada atlet supaya bisa menyerap ilmunya. Jika hal ini sudah berjalan dengan baik, maka harapan baik selalu ada.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun