Mohon tunggu...
ManG JIMs
ManG JIMs Mohon Tunggu... Lainnya - orang desa

Change world with love

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Do'akan Bunda Pipit Senja, Yuk

1 Februari 2010   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:08 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_66219" align="alignleft" width="200" caption="BUNDA PIPIT SENJA DARI WALL-NYA"][/caption]

Setiap mendengar kata rumah sakit (RS) selalu ada getar aneh yang membuat bulu kuduk meremang. Kendati tempat itu merupakan tempat biasa, tidak aneh dan tidak memiliki keistimewaan apa-apa. Namun kerap dasumsikan bahwa RS merupakan tempat orang-orang kurang sehat. Tapi toh didalamnya selalu ada orang-orang sehat dan sepertinya tidak pernah mengenal rasa sakit.

Mungkin pengalaman di masa lalu, ketika nenek sakit dan menghembuskan nafasnya. Aku teramat kecil dan belum mengetahui apa kata sedih. Apa kata leleran air mata dengan ribuan perasaan berkecamuk. Namun setelah besar, aku baru paham. Aku baru mengerti, apa kata sedih dan makna cucuran air mata yang tidak bisa dibendung.

Seperti pernah dituturkan emang (paman), ketika nenek meninggal atau ibu dari emang. "Menangis ketika orang yang kita cintai adalah bentuk ego tertinggi dari anak, cucu atau kerabat kita. Air mata, bukan lah bentuk untuk memertunjukan kasih sayang. Namun lebih kepada kita merasa ketakutan ditinggalkan sendirian," terangnya.

Lalu ia pun bercerita banyak tentang makna air mata. Tentang kepiluan. Tentang kenangan yang mengharubiru. "Perempuan atau lelaki, tidak perlu mengobral air mata di setiap peristiwa menyedihkan. Sebab tidak akan pernah membantu. Air mata hanya sebuah ekspresi untuk menghilangkan perasaan ketakutan itu sendiri."

Padahal ketakutan hanya tumbuh di dalam hati masing-masing. Sebab yang ditangisi, belum tentu menerima persembahan air matanya. Cara yang lebih baik ialah mendo'akan.  Supaya Yang Maha Kuasa dapat memberikan kebaikan diantara yang paling baik. Begitu pun ketika membaca pesan dari Bunda Pipit Senja di wall saya sedang sakit.

Kendati ada guruh yang berkecamuk di rongga dada, ketika teringat kehilangan nenek dan kakek tercinta. Seperti hal-nya ke Bunda Pipit. Rasanya ada kesedihan teramat sedih, meski harus ditahan air mata agar tidak berlinang. Namun ada serpihan yang meleleh.

Bagi para kompasianer, rasanya tidak salah bila saya mengajak untuk mendo'akan Bunda Pipit Senja tetap sehat dan selalu bersama untuk berbagi kasih sayang.

Ya Allah Maha Pengasih dan Penyayang, lindungilah salah satu umatmu, Bunda Pipit Senja dari marabahaya yang akan menimpanya. Kuatkan lah, sehatkan lah, agar tetap kokoh berdiri menyambangi hati ... hati kami yang masih lemah dalam mengarungi samudera kehidupan. Belum sepenuhnya memahami makna kehidupan itu sendiri.

Ya Allah .... berikan lah petunjukMu agar Bunda Pipit tetap berada di lingkungan kami sebagai nyala lilin diantara kegelapapan dan kepongahan dunia. Ya Allah ..... sembuhkan lah Bunda Pipit dari segala sakit duniawi .... amin ya robb ....

puri sunyi 23.53

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun