Al-Qur'an merupakan kitab suci atau mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur-angsur dan apabila dibaca menjadi bernilai ibadah. Selain menjadi kitab suci umat Islam, Al-Qur'an juga sebagai pedoman dalam kehidupan, termasuk dalam bidang sains. Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang fenomena sains, baik yang telah terjadi di masa lampau, yang tengah terjadi di masa sekarang maupun yang akan terjadi di masa depan.
Mukjizat Al-Qur'an adalah suatu hal, kejadian, atau peristiwa luar biasa yang terdapat dalam Al-Quran dan menunjukkan bahwa tiada seorangpun yang mampu menandingi kuasa Allah SWT yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Berikut ini merupakan bukti mukjizat Al-Qur’an tentang sains, yang tertuang di dalam ayat-ayat Al –Qur’an:
a.Fenomena tentang proses penciptaan alam semesta, terdapat dalam surat Al-Anbiya ayat 30
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ٣٠
Artinya: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Ayat ini berkaitan dengan teori Big Bang yang menjelaskan bahwa alam semesta pada awalnya merupakan satu kesatuan yang berpadu, kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi.
b.Fenomena tentang dua lautan yang berdampingan tetapi tidak saling menyatu, terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 19-20
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ١٩ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ ٢
Artinya: “Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, (19) di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. (20)” (QS. Ar-Rahman: 19-20)
Ayat ini menjelaskan tentang fenomena sains yang menunjukkan bahwa terdapat dua lautan yang berdampingan, namun tidak saling menyatu. Salah satu contohnya yaitu laut Atlantik dan laut Mediterania di Selat Gibraltar. Fenomena ini terjadi karena perbedaan salinitas, suhu, kerapatan air, massa jenis, dan tegangan permukaan.
c. Fenomena tentang api di dalam laut, terdapat dalam surat At-Tur ayat 6
وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِۙ٦
Artinya: “dan demi lautan yang dipanaskan (di dalamnya ada api)” (QS. At-Tur: 6)
Ayat ini menjukkan bukti bahwa terdapat laut yang di dalam tanahnya ada api atau terdapat gunung berapi di dalam laut. Salah satu contohnya yaitu Gunung Api Submarine Volcano 1922, yang terletak di sekitar Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia.
d. Fenomena tentang pergantian siang dan malam, serta garis peredaran sistem tata surya, terdapat dalam surat Al-Anbiya ayat 33
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ٣
Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya: 33)
Ayat ini menunjukkan bahwa penciptaan siang dan malam dengan waktu masing-masing. Siang ditandai dengan adanya matahari, dan malam ditandai dengan adanya bulan. Serta penciptaan sistem tata surya (matahari, bulan, planet-planet, dan sebagainya) yang beredar sesuai dengan garis edarnya agar tertata dan tidak saling bertabrakan.
e. Fenomena tentang penciptaan manusia, terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍۚ١٢
١٣ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْن
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ ١٤
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah (12), Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13), Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang, lalu tulang belulang kami jadikan bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik (14)” (QS. Al-Mu'minun: 12-14)
Ayat ini menjelaskan tentang manusia yang diciptakan pertama kali dari saripati tanah dan diberikan ruh dengan bentuk yang sempurna. Kemudian, dengan kekuasaan Allah SWT, saripati yang berasal dari tanah tersebut dijadikan nuthfah (air mani). Dalam istilah ilmu biologi, air mani seorang laki-laki adalah sel sperma dan air mani kaum perempuan adalah sel telur (ovum). Dan ketika bertemu dalam proses pembuahan, keduanya berada dan tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim seorang perempuan). Kemudian dalam waktu tertentu nuthfah (air mani) tersebut berkembang menjadi ’alaqah (segumpal darah), lalu berubah menjadi mudghah (segumpal daging), lalu mudghah tersebut berubah menjadi tulang-belulang yang terbungkus daging, dan akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi anak manusia, sebagaimana telah disebutkan juga dalam ayat tersebut (kemudian Kami menjadikan dia makhluk yang berbentuk lain).
Penulis: Havrena Frahnan Muqfidha & Sofia Fitriana, Mahasiswa S1 Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H