Mohon tunggu...
havidz furqoni
havidz furqoni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Renungan Singkat Menjelang Zaman Ultra-modern

26 Desember 2016   11:17 Diperbarui: 26 Desember 2016   11:22 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ilmu ekonomi mempunyai asumsi bahwa manusia adalah mahkluk ekonomi yang bertujuan mencari kenikmatan yang sebesar-besarnya dan menjahui ketidak-nyamanan sebisa mungkin, "dia adalah makhluk hedonis yang serakah", atau dalam proporsi ilmiah; mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. 

Sedangkan ilmu manajemen mempunyai asumsi lain tentang manusia, sebab bidang telaah ilmu manajemen berkamuflase dengan kentalnya ilmu ekonomi, tidak hanya bertujuan menelaah hubungan manusia dengan benda dan jasa yang memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi dalam manajemen bertujuan menelaah kerjasama antar sesama manusia dalam mencapai suatu tujuan yang disetujui bersama, cocoklah asumsi bahwa manusia adalah Homo Economicus bagi manajemen yang tujuannnya menelaah kerjasama antar manusia.

Secara filosofis, sesungguhnya tak ada "orang besar" atau "orang kecil", dalam takaran pemilikan ekonomi atau perbedaan status budaya, kecil dan besar hanya terjadi pada kwalitas kepribadian. Orang boleh kaya, tapi persoalannya, bagaimana kekayaan itu diperoleh?, kemudian bagaimana sikap terhadap kekayaan tersebut, begitu juga kalau miskin, toh miskin atau kaya itu kan bergantung anggapan, kalau di anggap kaya ya kaya, kalau di anggap  miskin ya miskin. Miskin tapi pandai mencuri hal-hal bersahaja yang bisa menimbulkan rasa kaya, fair kan? saya sendiri tidak punya niatan untuk kaya atau miskin, untuk jadi kaya saja tidak pernah mikir, apalagi untuk miskin.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sungguh-sungguh. BInatang juga memiliki pengetahuan, namun pegetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya(survival), seekor kera tahu mana jambu yang enak, seekor anak tikus tahu mana kucing yang ganas. Anak tikus ini tentu juga di ajari induknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya, tetapi juga dalam hal ini, berbeda dengan tujuan pendidikan manusia, anak tikus hanya di ajari hal-hal yag menyangkut kelangsungan hidupnya.

Manusia mengembangkan pengetahuannya, mengatasi kebutuhan hidup ini, dia memikirkan hal-hal baru, namun lebih dari itu, manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna kepada kehidupan, manusia "memanusiakan" diri dalam hidupnya. Semua itu pada hakikatnya menyimpulkan bahwa menusia dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi, dari sekedar kelangsungan hidupnya, inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuan.

Perkembangan ilmu sering melupakan faktor manusia, dimana bukan lagi teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia. Namun justru sebaliknya: manusialah akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan teknologi. (Jaques Ellul, The Technological Society-New york; Alfred Knof, 1964)

Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang memberikan kehidupan bagi kehidupan manusia, melainkan dia berada untuk tujuan eksistensinya sendiri. Sesuatu yang kadang-kadang harus di bayar mahal oleh manusia yang kehilangan sebagian arti oleh kemanusiaanya. Manusia sering dihadapkan dalam situasi yang tidak manusiawi, terpenjara dalam kisi-kisi teknologi yang merampas kemanusiaannya dan kebahagiaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun