Di Indonesia, influenza selalu masuk jajaran teratas diantara 10 penyakit terbanyak di Puskesmas. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, komplikasi akibat influenza dapat terjadi pada kelompok berisiko tinggi yaitu orang lanjut usia di atas 50 tahun, individu dengan penyakit kronis dan kekebalan tubuh rendah, ibu hamil, bayi dan balita.Â
Komplikasi akibat influenza dapat berupa pneumonia, radang otot, infeksi telinga, dan sinus. Tidak hanya itu, influenza juga dapat memperburuk kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, asma, atau diabetes hingga menyebabkan kematian.
Memang kejadian penyakit-penyakit tersebut tergantung pada kondisi kekebalan tubuh masing-masing individu. Bagi individu yang mempunyai kekebalan tubuh yang bagus, mungkin dia tidak akan tertular.Â
Sebagai contoh penyakit TBC, dari sekian banyak yang terinfeksi, hanya 10% yang jatuh sakit. Namun, perlu kita ketahui bahwa kuman TBC mempunyai fase dorman yang berarti akan kembali menyerang ketika kekebalan tubuh seseorang sedang menurun. Â
Fakta-fakta tersebut membuat setiap orang perlu membiasakan upaya pencegahan karena setiap orang tidak ada yang tahu persis kondisi tubuhnya dan kondisi kekebalan tubuh orang di sekitarnya. Seseorang diharapkan tidak tertular ataupun menulari orang lain. Dengan demikian, perilaku individu yang sakit maupun yang sehat menjadi sangat penting untuk memperkecil terjadinya penularan penyakit baik langsung maupun tidak langsung.
Kasus corona memberi pelajaran kepada kita bahwa penyakit harus diputus penularannya dengan membiasakan diri untuk melakukan upaya pencegahan. Diantara upaya tersebut antara lain selalu menjaga etika batuk/bersin, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker bagi penderita, tidak meludah sembarangan, makan-makanan yg bergizi, dan lain-lain.Â
Untuk mendukung pembiasaan perilaku tersebut, diperlukan peran pemerintah bermitra dengan swasta dalam memfasilitasi masyarakat agar mampu melakukan hal-hal tersebut.
Momen kasus corona seharusnya menjadi perhatian bagi pihak-pihak terkait untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan. Selama ini masyarakat mungkin telah banyak membaca himbauan-himbauan mengenai cara pencegahan penularan penyakit.Â
Namun ketika berada di tempat umum, mereka kesulitan untuk melakukan karena tidak ada fasilitas atau peralatan yang mendukung. Peran pemerintah akan memicu perilaku masyarakat sekaligus memfasilitasi mereka sehingga mampu melakukan pencegahan. Sudah saatnya di setiap fasilitas umum, disediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, tissue dan masker gratis disertai himbuan tentang etika batuk dan bersin.
Pencegahan penularan airborne disease hingga saat ini ditentukan oleh kemampuan pencegahan oleh masing-masing individu. Dengan membiasakan tindakan pencegahan disertai dukungan fasilitas, penyakit dengan cara penularan airborne disease yang lain juga dapat ditekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H