Mohon tunggu...
Atiqoh Haura Mumtaza
Atiqoh Haura Mumtaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling - Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling 2024 - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Pembelajaran Sosial Emosional pada Kurikulum Merdeka di Sekolah Menengah Pertama

16 Desember 2024   05:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perkembangan kurikulum Merdeka Belajar yang menekankan pada aspek pembelajaran sosial dan emosional peserta didik,  menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik diantaranya adalah guru Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, dijelaskan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam mencapai kemandirian dalam kehidupannya yang menekankan pada perwujudan kesejahteraan psikologis yaitu kemampuan sosial dan emosional peserta didik atau student wellbeing. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan untuk membangun peserta didik yang unggul dan relevan seiring perkembangan zaman. Penerapan kurikulum merdeka pada sekolah menengah pertama yang terdiri dari pembelajaran intrakurikuler atau pembelajaran tatap muka dalam kelas dan pembelajaran kokurikuler atau pembelajaran berbasis proyek pelajar pancasila (P5) yang menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan namun tetap harus memperhatikan kebutuhan peserta didik yang berbeda beda, dalam hal ini erat kaitannya dengan perkembangan sosial emosional peserta didik. Usaha meningkatkan pembelajaran sosial emosional pada anak SMP merupakan hal yang konsen karena pada masa ini terjadi peralihan kehidupan anak menjadi remaja yang penuh akan pengenalan dan pengalaman pertama, terutama pada aspek emosional dan sosialnya. Penerapan kurikulum merdeka pada anak SMP dinilai sangat relevan karena peserta didik pada masa peralihannya, diajak untuk mengeksplor dirinya secara bertahap sesuai karakteristik peserta didik dan sekolah dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan kemandirian dan pemahaman diri pada pertumbuhannya.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah proses memperoleh, menerapkan pengetahuan keterampilan dan sikap untuk membangun identitas yang sehat yang mampu mengendalikan emosi dan sosialnya untuk mencapai tujuan pribadi dan kolektif yaitu berempati dengan orang lain, mampu membangun dan mempertahankan hubungan yang positif, mampu membuat keputusan yang positif dan bertanggung jawab, membantu siswa lebih memahami pikiran dan emosi mereka, dan mengembangkan sikap dan perilaku empati terhadap orang lain di dalam diri mereka dan lingkungan sekitarnya.

Peranan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan pembelajaran sosial emosional pada anak sekolah menengah pertama dapat dilakukan melalui pelayanan yang signifikan berupa peningkatan hubungan interpersonal yang sehat, manajemen emosi, pemahaman sosial dan keterampilan sosial.  Guru bk dapat merancang program peningkatan pembelajaran sosial dan emosional peserta didik dalam kerangka kerja utuh bk yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di dalam lingkungan sekolah dalam hal ini pelayanan terdiri dari :

Layanan Pribadi : mengenali peserta didik dan memberi perhatian yang sesuai terutama pada anak yang mengalami permasalahan sosial emosional dalam lingkungannya, melalui merespon masalah masalah yang dialami dalam komunikasi searah yaitu identifikasi masalah mendalam dan memberikan pendekatan serta evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didk dalam konteks pribadi.

Layanan Sosial : memberikan kesempatan yang sama pada semua peserta didik di dalam kelas atau di tiap kegiatan dalam bentuk kerjasama kelompok, membantu siswa untuk dapat mengembangkan interkasi sosial yang yang sehat tanpa membeda bedakan

Layanan Bimbingan Kelompok : menciptakan pengalaman sesi konseling yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk aktif dalam interaksi sosial pada lingkungan sekitarnya melalui pembahasan permasalahan dan isu sosial yang mungkin dihadapi oleh kalangan remaja.

Layanan Karir : pada perkembangan remaja di SMP, peranan perwujudan karir lebih mengarah pada proses pengenalan diri melalui asesmen sebagai persiapan yaitu memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi dan menetapkan dan mencapai tujuan positif, mengajak peserta didik untuk mengetahui apa yang dia inginkan dan capai.

Guru BK  memiliki peranan yang sangat penting dalam perwujudan peningkatan pembelajaran sosial emosional anak terutama pada anak yang belum mampu mengelola sosial dan emosinya, peserta didik yang mengalami kemampuan sosial emosional yang rendah cenderung ditandai dengan hubungan interaksi sosial dan kemampuan mengelola emosinya yang rendah, seperti perkelahian dan percecokan di dalam kelas. Adanya  guru BK akan membantu peserta didik mengenali dirinya dan lingkungan sekitarnya sehingga peserta didik dapat menyesuaikan dirinya dimanapun dia berada, membangun lingkungan dan hubungan yang inklusif atas perbedaan karakteristik peserta didik yaitu menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi semua peserta didik tanpa terkecuali untuk merasa dihargai dan diterima dengan baik.

 Dalam menurunkan permasalahan sosial emosional pada anak, guru BK memiliki strategi dan pendekatan secara profesional yang tidak bisa digantikan oleh siapapun, dalam hal ini konseling individu dan kelompok sangat berperan dan memastikan bahwa para tenaga pendidik dan sekolah membangun interaksi kelas yang positif, menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan, termasuk guru BK harus mampu menjadi sosok guru yang menyenangkan. Pembelajaran sosial emosional yang baik akan menjadikan peserta didik mampu menghargai dan menerima diri sendiri, yang menjauhi perilaku dan tindakan yang merugikan dirinya dan orang lain.

Metode lain yang bisa penulis sampaikan dalam perwujudan peningkatan sosial emosional adalah dengan membangun konseling yang menyenangkan kepada peserta didik melalui bermain dan sesi sharing pada waktu khusus di setiap kelas yang dapat dirancang melalui kerangka kerja utuh BK yang disesuaikan, agar siswa memahami peranan guru BK sangat penting dalam mendorong perkembangan kebutuhan dan peningkatan sosial emosional, alokasi waktu ini dapat dilakukan dalam sesi menonton film bersama dan mendiskusikan alur atau tujuan film secara berkelompok, ini akan mendorong peserta didik untuk aktif berpatisipasi dalam lingkungan sosial dan teman sebayanya dalam suasana yang menyenangkan tergantung film yang ditampilkan, selain itu adanya sesi menonton film bersama akan melatih peserta didik untuk mengelola kemampuan sosial dan emosionalnya.  

Penting bagi guru BK untuk memahami karaktersitik dan kebutuhan peserta didiknya, karena pendidikan tidak hanya tentang akademik, selaras dengan tujuan kurikulum Merdeka yang menekankan pada proses belajar siswa yang menyenangkan yaitu juga mengutamakan perkembangan pribadi dan sosial siswa, karena akan mendorong kualitas peserta didik yang bukan hanya intelektual tetapi juga menciptakan perasaan dan kematangan mental yang meliputi kemampuan sosial emosionalnya. Dengan demikian guru BK  memiliki peran yang konsen dalam peningkatan pembelajaran sosial emosional di SMP mulai dari menyediakan dukungan langsung kepada siswa hingga bekerja sama dengan tenaga pendidik  untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya berkembanga secara akademik tapi juga secara sosial dan emosionalnya, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan setiap peserta didik memiliki karakteristik yang unik, maka guru BK harus mengetahui perkembangan sosial dan emosional anak dalam lingkungan sekolah dan pendekatan yang sesuai dan mengintegrasikan aktivitas kolaboratif, diskusi kelompok, dan bimbingan melalui refleksi diri untuk meningkatkan keterampilan interpersonal, empati, dan manajemen emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun