Mohon tunggu...
Hauraa Dhiyaaulhaqq
Hauraa Dhiyaaulhaqq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi di Bandung

Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Ucapan "I Love Me" Terkesan Egois?

20 April 2021   12:35 Diperbarui: 20 April 2021   13:01 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, konteks "i love me" disini artinya "saya mencintai diri saya sendiri". Maka tidak ada salahnya dengan mencintai diri sendiri.

Dalam dunia psikologi, mencintai diri sendiri biasa disebut dengan self love.

Monica Sulistiawati, M.Psi, psikolog dari Personal Growth mengatakan, self love atau mencintai diri sendiri adalah berusaha menerima diri sendiri apa adanya. Ia juga mengatakan, self love ialah keadaan dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, menghargai diri sendiri, memberikan dukungan pada diri sendiri, berusaha berbuat baik untuk diri sendiri, dan berusaha memaafkan diri sendiri saat berbuat hal yang salah atau keliru adalah poin pentingnya. "Self love merupakan usaha berbuat baik kepada diri sendiri seperti halnya kita berusaha berbuat baik pada orang yang kita sayangi,". (Winnie Fatmawati, 2019, akurat.co).

Menurut psikolog Deborah Khoshaba Psy.D, self-love adalah keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita---tindakan yang membuat kita dewasa (Psychology Today, 2012).

Self love sangat diperlukan karena bagaimana caranya kita dapat mencintai orang lain sebelum kita mencintai diri sendiri? Dan bagaimana caranya kita dapat menghargai orang lain sebelum kita menghargai diri sendiri?

Orang yang menggunakan kata self love sebagai "senjata" dalam bersosialisasi maka kemungkinannya sebagian orang akan menganggap orang tersebut selfish atau egois.

Contohnya seperti ketika ada orang yang dikritik oleh rekan kerjanya karena ia selalu ingin pendapatnya didengar saat rapat menyusun suatu program kerja. Temannya berkata "keras kepala banget sih lo!" Dan dengan percaya dirinya ia menjawab "gua orangnya emang gini sist"

Dari cerita diatas, orang tersebut menjadikan self love atau mencintai dirinya sendiri sebagai senjata untuk membenarkan semua perilakunya yang terkesan egois dan menyebalkan padahal makna dari self love bukan seperti itu. Orang yang benar-benar cinta kepada dirinya sendiri, ia akan selalu mengupgrade dirinya agar dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun