Di stasiun kereta
pukul tiga dinihari
lampu-lampu diam
wajahmu bak rembulanDi kota-kota persinggahan
wanita-wanita kalah takdir-takdir menjadi salah
dan wajahmu tetap bak rembulanAku memilihmu
dan tetap akan memilihmu
dan hanya akan memilihmu
perempuan berwajah bak rembulansaat ini
biarkan sajalah
september hanya sejengkal dari raga
ruh ku padamu...
pada elok wajah bak rembulanPukul tiga sore hari
bangku-bangku lengang
digaris keningmu kereta-kereta berhambur cepat
dan aku enggan kehilangan
prosa pendek lima belas menit
pada gincu merah di wajah bak rembulan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H