Mohon tunggu...
Haura Rahma Syarifah
Haura Rahma Syarifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh media sosial terhadap etika jurnalistik

18 November 2024   23:14 Diperbarui: 19 November 2024   00:15 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber https://pin.it/2o6fZYEA1

Media sosial telah mengubah praktik jurnalistik dengan mempercepat penyebaran informasi, namun sering kali mengurangi standar etika jurnalisme, seperti verifikasi sumber dan akurasi berita. Jadi dalam pernyataan ini di jelaskan bagaimana Media sosial berdampak pada etika jurnalistik, dengan menyoroti aspek positif atau penyebaran informasi yang cepat dan negatif atau penurunan standar etika

Sebagai mahasiswa kita harus menyadari bahwa media sosial telah mengubah cara pandang kita dalam mengakses dan menyebarkan informasi. Contohnya terdapat di beberapa platform sosial media seperti:Facebook, Twitter, instagram dan media sosial lainnya yang memungkinkan dapat menyebarkan berita lebih cepat. Namun, dengan cepatnya penyebaran ini ada beberapa tantangan bagi jurnalis dalam mempertahankan standar etika jurnalistik. 

Salah satu tantangan terberatnya adalah hilangnya batas antara jurnalistik profesional serta masyarakat umum. Dan Banyak berita palsu atau hoax yang menyebar tanpa kontrol,hal itu dapat mencoreng nilai - nilai dasar jurnalistik seperti akurasi dan tanggung jawab. 

Selain itu, di haruskan nya untuk menjadi yang tercepat juga mengancam etika jurnalistik. Di era media sosial jurnalis, sering kali terburu- buru mempublikasikan berita agar tidak ketinggalan tren. Akibatnya proses cek kebenarannya sering di abaikan, padahal etika jurnalistik juga menuntut ketelitian dalam. Menyampaikan kebenaran., keter buruan ini bisa membuat penyebaran informasi yang salah dan sulit untuk di perbaiki setelah menyebar luas. 

Media sosial juga mempengaruhi netralis berita, algoritma media sosial di rancang untuk menampilkan konten yang  paling menarik perhatian, sering kali berupa informasi yang sensasional atau kontroversial. Namun, bukan berarti itu sepenuhnya buruk bagi jurnalistik. 

Media sosial juga dapat memberi jurnalis akses langsung ke sumber berita dan memungkinkan juga mereka untuk berinteraksi langsung dengan audiens. Dan di dalam beberapa kasus di media sosial juga bisa menjadi alat untuk melaporkan isu-isu yang luput dari perhatian media arus utama. Tapi, potensi positif ini hanya bisa di maksimalkan jika jurnalis tetap memegang teguh etika profesi mereka. 

Jadi kesimpulannya adalah Meskipun media sosial memberikan banyak kemudahan dalam menyebarkan informasi, jurnalis tetap harus menjaga prinsip dasar seperti akurasi dan kejujuran dalam setiap laporan. Kecepatan informasi yang ada di media sosial jangan sampai membuat jurnalis melupakan pentingnya memeriksa kebenaran berita. Dengan tetap memverifikasi informasi, menjaga privasi, dan memisahkan fakta dari opini, jurnalis bisa tetap menjaga kepercayaan publik. Media sosial memang mempercepat penyebaran berita, tetapi etika jurnalistik harus tetap dijaga demi informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

 Oleh : Haura Rahma Syarifah.           Mahasiswa ilmu komunikasi s1       Universitas pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun