Mohon tunggu...
Haura Ainun
Haura Ainun Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Apapun yang terjadi tetaplah bernafas.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dunia Akan Dikuasai Oleh Teknologi AI dan Robot di Tahun 2050: Bagaimana Indonesia Menyikapi Perkembangan Teknologi Yang Pesat di Masa Depan?

22 Januari 2025   08:11 Diperbarui: 22 Januari 2025   08:11 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Adanya perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan robotika di dunia makin hari kian makin pesat. Tak sedikit orang yang memanfaatkan teknologi ini untuk melakukan pekerjaan sehari-harinya, Salah satu keuntungan signifikan dari AI adalah kemampuannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang, membebaskan sumber daya manusia untuk fokus pada upaya yang lebih kompleks dan kreatif. Dengan menyederhanakan proses, AI dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai bidang, terutama untuk pekerjaan yang repetitif. Jutaan manfaat yang diberikan oleh teknologi masa depan, jutaan pula dampak yang diberikan kepada penggunanya. Oleh karena itu, artikel ini diharapkan dapat membantu mengupas tuntas mengenai tumpang tindih nya respons terhadap spekulasi bahwa semua akan berlandas pada AI. Apakah teknologi yang berkembang pesat ini dapat membantu? Atau bahkan akan mengancam? 

Perkembangan teknologi di tahun 2025 sudah terbilang cukup pesat, adanya teknologi di berbagai bidang dapat memudahkan pekerjaan sehari-hari manusia dalam abad ini. Teknologi yang diprediksi akan sangat berkembang adalah teknologi AI dan robotika. Robotika dan AI apakah sama? Tentu saja beda, secara arti, Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia. Sedangkan Robotika adalah satu cabang teknologi yang berhubungan dengan desain, konstruksi, operasi, disposisi struktural, pembuatan, dan aplikasi dari robot. Robotika terkait dengan ilmu pengetahuan bidang elektronika, mesin, mekanika, dan perangkat lunak komputer. Tujuan dibuat keduanya sudah pasti inovasi tersebut diharapkan untuk bertindak selayaknya manusia sungguhan, dengan memanfaatkan data-data yang tersedia sehingga dapat berperilaku dan bekerja sebaik manusia atau bahkan lebih baik dari hasil kerja manusia. 

Karena kemajuan inovasi ini yang sangat pesat, banyak orang berspekulasi bahwa dunia di masa depan akan diambil alih oleh robot dan AI. Dapat dilihat dengan bagaimana anak-anak muda sekarang menekuni bidang informatika dan rekayasa perangkat guna menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai guna dan estetika. Namun seperti yang sudah disinggung dalam bab abstrak sebelumnya, adanya perkembangan yang begitu pesatnya di dunia ini pasti tetap ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang mudah terlihat ialah adanya kecanduan terhadap teknologi dan penurunan kualitas diri serta hilangnya kepercayaan diri pada seseorang. Jika sudah mengandalkan teknologi untuk melakukan hal-hal yang masih terbilang mudah dan tidak perlu effort untuk melakukannya, kedepannya pasti akan selalu mengandalkan teknologi dan tidak akan mau untuk berusaha terlebih dahulu karena merasa teknologi ai dan robotika sangat mudah diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari dan membuat hidup kita lebih efisien. 

Maka dari itu, topik bahwa dunia akan diambil alih oleh robot ini menjadi perbincangan hangat di khalayak publik agar kita dapat lebih waspada terhadap perkembangan teknologi, seperti halnya di negara sakura atau yang biasa kita sebut sebagai negara Jepang. Jepang terkenal sebagai pelopor dalam teknologi, terutama dalam robotika, elektronik, dan industri otomotif. Perusahaan seperti Sony, Panasonic, dan Toyota adalah simbol kemajuan teknologi Jepang. Investasi besar dalam penelitian dan pengembangan menghasilkan inovasi seperti robot humanoid ASIMO yang digunakan di sektor manufaktur dan kesehatan. Fokus Jepang pada presisi dan kualitas mendukung ekonomi yang sangat bergantung pada teknologi. Tak hanya Jepang, Korea Selatan pun dinilai sebagai negara dengan perkembangan teknologi yang sangat maju. Hal ini membuktikan bahwa masih ada negara yang dapat menyeimbangi perkembangan teknologi dan zaman, terbukti karena masyarakat di negara tersebut menghasilkan produk yang berkualitas di bidang teknologi dan minim adanya kontroversi mengenai hal tersebut. Lantas, apakah Indonesia dapat menyeimbangi perkembangan teknologi yang begitu pesat di masa depan? 

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di berbagai bidang tak selamanya membawa pengaruh positif. Jika tidak disikapi dengan baik, kemajuan IPTEK berpotensi membawa dampak buruk bagi masyarakat. Karena itu, harus ada filter atau sikap selektif menghadapi kemajuan IPTEK agar tak mudah goyah atau hanyut dalam arus kemajuan pengetahuan dan teknologi. Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia tidak lepas dari pengaruh kemajuan IPTEK. Bagaimanapun juga, perkembangan IPTEK sangat dinamis sebagai ilmu terapan yang dikembangkan manusia dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang dimiliki. Tujuan sederhana dari perkembangan IPTEK adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. IPTEK berfungsi mendorong kemajuan peradaban manusia. Jika dimanfaatkan dengan baik, IPTEK juga dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa dalam mencapai tujuannya. Seperti negara-negara lain yang berupaya mengembangkan IPTEK, Indonesia juga memberikan keleluasaan kepada rakyatnya untuk memanfaatkan bidang ini. Hal itu tercermin dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 di pasal 28 dan 31.

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 28 C Ayat 1 UUD 1945).

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia," (Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945).

Selain memberikan dukungan kepada rakyat dalam mengembangkan IPTEK, pemerintah juga berkewajiban mengawasi perkembangan IPTEK dalam bingkai nilai agama dan persatuan bangsa. Sebab, IPTEK membawa dampak positif dan negatif sekaligus.

Indonesia menyikapi perkembangan teknologi yang pesat di masa depan dengan optimisme dan kewaspadaan. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan daya saing di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya. Pemerintah mendorong digitalisasi melalui berbagai program dan kebijakan, seperti peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan digital. Robotik dan Artificial Intelligence (AI) telah mulai berkembang di Indonesia, meskipun masih dalam tahap pengembangan yang relatif awal dibandingkan dengan negara-negara maju. Di bidang robotik, Indonesia memiliki beberapa inisiatif dan perusahaan yang telah mulai mengembangkan robot untuk berbagai sektor, seperti industri manufaktur, logistik, pendidikan, dan kesehatan. Misalnya, robot-robot industri yang digunakan di pabrik-pabrik untuk meningkatkan efisiensi dan presisi dalam proses produksi.

 Di sektor pendidikan, robotika juga mulai diajarkan di berbagai sekolah dan universitas untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Beberapa universitas di Indonesia, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI), juga aktif dalam melakukan riset dan pengembangan robotika.

Sementara itu, penggunaan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia mulai terlihat sedikit demi sedikit dengan mengimplementasikan inovasi tersebut dalam sektor-sektor seperti fintech, layanan pelanggan, kesehatan, dan transportasi. Misalnya, beberapa perusahaan fintech menggunakan AI untuk analisis data dan prediksi risiko, sementara perusahaan teknologi seperti G*jek dan Tok*pedia mulai memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna melalui sistem rekomendasi dan otomatisasi layanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun