Mohon tunggu...
Haura Muafa
Haura Muafa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Amateur Writer

Rule number #1, Never be number #2.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sakit Gigi

20 Maret 2024   15:28 Diperbarui: 20 Maret 2024   15:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara heningnya malam, senyap sendu merayap dan memelukku perlahan. Tanganku terpaku di sudut dinding, meremas jemari dengan bibir terkatup rapat. Lidahku berusaha menahan rintihan yang hendak keluar, namun rasa pedih ini memang tak dapat dielakkan.

Memang benar kata orang, lebih baik sakit hati dibanding sakit gigi. Memang mungkin terdengar seperti omong kosong, namun rasa pedih yang menjalar seakan menembus ulu hati memang tak dapat didustakan.

Perih perlahan merayap memasuki saraf di gusi, menyetrum lingkungannya dengan rasa kesakitan. Setiap denyut dentuman menyerukan kehancuran, seakan mengajak semesta untuk merayap gigi ini dengan rakus.

Matanya terpejam erat, buliran air mata perlahan mengalir melalui pipi yang mulai ranum. Aku menyentuh perlahan sisi rahang yang mulai membengkak, lalu berucap dengan nada sendu,

"Aku gak mau ke dokter gigi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun