"Aldearra, masuklah ke duniaku"
"Masuk ke...dunianya?"
.
Yash dengan perangai santai meletakkan foto yang telah ia jepret. Wajah Aldearra terpatri pada kertas itu, meski matanya sedikit mengecil karena silau.
"Cantik" pikir Aldearra tersenyum kecil. Namun, ia masih bingung soal ucapan Yash. Apa maksud dari kata "Masuklah ke duniaku?", Apakah dunia tuli dan pendengar memang berbeda, apalagi seorang pemotret dunia?.
"Aku adalah pemotret pemandangan dunia, seluruh panorama dan tampilan penjuru negara ada di tanganku"
Aldearra membaca ulang kalimat itu, mencoba mencerna dan memahami arti yang hendak disampaikan Yash. Ia menatap Yash yang menyeringai geli, kemudian merunduk dan menuliskan segala kebingungannya di atas kertas.
"Apa maksudmu? Masuk ke duniamu?"Â tanyanya, di secarik kertas itu.Â
Melihatnya Yash tersenyum makin lebar. Ia mengambil pena itu, dan menjelaskan semuanya di atas kertas itu.
"Seperti yang telah ku katakan, aku adalah pemotret dunia. Aku bisa memotret apapun, mengelilingi seluruh sudut bumi dan memastikannya terpatri pada sehelai kertas dan menjadi kenangan"
Membacanya, Aldearra mengerutkan kening penuh tanda tanya. Seaakan bisa membaca kata hati seseorang, Yash menjawab seluruh kebingungan tak terucapkan dari Aldearra.