Mohon tunggu...
Haula Karimah
Haula Karimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - haii!!

Hello!!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menyikapi Kegagalan dengan Kesuksesan

7 Desember 2021   07:49 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:21 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Haula Karimah

karimahhaula@gmail.com

Gagal? Pernah ga kalian gagal ketika memperjuangkan sesuatu yang amat sangat kalian inginkan? Mungkin sebagian orang pernah mengalami hal ini. Sampai-sampai membuat kita terpuruk, ingin menyerah, menyesal, takut, bahkan terlihat menyedihkan. Kegagalan memang sakit seakan-akan kehidupan kita sudah hancur, bahkan sudah tidak memiliki semangat untuk melakukan sesuatu.

Banyak orang yang dulunya gagal, sekarang menjadi orang sukses. Kegagalan tersebut memiliki hikmahnya masing-masing loh! Ga semua yang gagal akan berakibat buruk, tergantung dari diri kita sendiri yang menyikapi kegagalan itu. Kalau kita gagal artinya kita harus banyak belajar.

Sebelumnya kalian tahu tidak kenapa kalian harus bangkit?

Kita harus bangkit, kalau kita ingin bergerak maju kedepan. Apa iya kita tetap berputar di poros yang sama terus menerus? tentu tidak. Sikap manusia saja dapat berubah, masa iya kita tidak berubah. Semakin bertambahnya usia, kita akan semakin dewasa dalam menyikapi berbagai hal seperti dalam dunia percintaan, pekerjaan, relasi atau pertemanan, dan lain sebagainya.

Kegagalan itu ibaratkan batu loncatan menuju kesuksesan. Tapi batu loncatan itu ga selalu gampang untuk dilompati, bisa saja kita kepeleset, dan terjatuh. Atau kita memilih untuk tidak melompatinya. Sama halnya dengan manusia terkadang ada saatnya kita jatuh dalam keterpurukan. Kita harus tahu bagaimana kita bersikap saat mengalami keterpurukan tersebut. Apakah kita dapat menyikapi kegagalan itu dengan hal negatif atau hal positif.

Dalam hal positif kegagalan yang kita alami sebaiknya kita jadikan pelajaran, dan kita ikhlaskan atas apa yang telah terjadi. Mungkin yang kita perjuangkan belum tentu baik, namun Allah punya rencananya sendiri. Kita tidak akan tau kedepannya akan bagaimana. Kita hanya perlu berusaha, dan berdoa semoga apa yang kita kerjakan saat ini dapat tercapai, dan mendapatkan hasil yang terbaik. Aamin Yarobbal Aalamin...

Dalam hal negatif kegagalan yang kita alami cenderung menjadikan kita tidak memiliki semangat hidup, rasanya ingin menyerah saja, dan tidak ingin mencoba hal baru. Selain itu hal ini juga akan berdampak buruk terhadap kesehatan mental kita, seperti; mudah stress, terkena gangguan jiwa alias gila, dan yang lebih parah lagi ada mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Contohnya di Negara dengan julukan negeri pohon sakura alias Jepang, angka kematian di negara ini relatif cukup tinggi dibandingkan angka kelahirannya. Mengapa demikian? Di Jepang orang-orang dewasa yang memiliki masalah hidup lebih memilih untuk bunuh diri dibandingkan melanjutkan kehidupannya.

Maka dari itu perlu banget kita tanamkan dalam diri kita sendiri bahwa “kegagalan bukanlah akhir dari semuanya, namun kegagalan ialah awal untuk memulai hal baru”. Kita bisa mencoba hal baru dengan meng-explore pengalaman yang belum pernah kita lakukan. Dengan mencoba hal baru tersebut bisa saja kita cocok bahkan menjadi ahli.

Nahh berikut ini ialah hal-hal yang dapat menjadi pemicu kenapa kita sering sekali pesimis akan kegagalan?

Berlebihan dalam memikirkan sesuatu ga baik loh sobat. Seringkali di antara kita terlalu memikirkan apa yang belum terjadi. Overthingking bisa membuat diri kita stress, maka dari itu jangan terlalu berlebihan dalam memikirkan sesuatu yang belum pasti. Memang sulit menyangkal untuk tidak memikirkan hal yang membuat kita overthingking, namun kita dapat mengantisipasinya dengan cara mengisi waktu kita dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. Saya pernah mendengar salah satu quote yang isinya “Tidak semua yang kita takutkan akan terjadi, dan tidak semua yang kita harapkan akan terwujud”. Jadi jalani saja hidup kita hari ini, dan siapkan diri yang lebih baik untuk hari esok.

  • Takut akan perubahan

Takut akan perubahan ini membuat diri kita menjadi stagnan atau bergerak di tempat yang sama. Kita harus berani mencoba hal baru yang belum pernah kita coba sebelumnya. Jangan terlena akan kenyamanan berada di zona nyaman. Mau sampai kapan kita berada di zona nyaman? Apa tidak bosan kalau hidupmu begitu-begitu saja?

Yukk kita mulai mencoba hal baru atau kita juga bisa mengembangkan hobi yang kita miliki, seperti; memasak, menulis, menggambar, berenang dan lainnya. Mungkin saja dengan pengembangan dari hobi tersebut kita dapat menjadi juru masak yang hebat, bahkan kita juga bisa mendapatkan penghasilan dengan menjadi koki di salah satu restaurant.

  • Tidak dapat berdamai dengan masa lalu

Tidak dapat berdamai masa lalu ini juga merupakan hal yang amat akut. Berdamai dengan masa lalu sangat penting. Apabila tidak bisa menerima masa lalu, kita serasa ingin kembali ke keadaan tersebut. Bukankah masa lalu sebaiknya dijadikan pelajaran untuk kedepannya? Kita harus bisa menyikapi hal tersebut dengan baik agar hidup kita dapat lebih damai. Semakin dewasa seharusnya kita sadar bahwa masa lalu hanya dijadikan pelajaran atau batu loncatan untuk menyusun strategi yang lebih baik kedepannya. Mari kita belajar ikhlas akan apa yang telah terjadi di masa lalu.

Perlu kita sadari bahwa hidup itu tidak melulu untuk membahagiakan orang lain, yang terpenting ialah kebahagian diri kita sendiri dulu, baru orang lain. Sikap yang ingin membahagiakan semua orang ini dapat membuat kita takut untuk melangkah maju kedepan. Kita yang terlalu memikirkan pandangan orang nantinya apabila kita gagal, membuat kita takut akan mengecewakan orang-orang yang ada di sekitar kita. Sehingga kita tidak ingin mencoba hal baru. Sebenarnya pandangan orang itu tidak terlalu penting, lakukanlah apapun yang disukai, namun jangan sampai kelewatan batas yaa! Kalau kelewatan batas gawat urusannya.

  • Insecurity

Insecure tidak terjadi di kalangan anak remaja saja, namun rasa insecure ini bisa terjadi di berbagai rentang usia baik laki-laki maupun perempuan. Tak jarang insecure ini menjadi penghalang bagi kita untuk bangkit. Namun bagi saya insecure itu juga penting loh sobat, insecure ga selalu menyangkut hal yang negatif, namun kita juga bisa mengubah rasa insecure itu dengan hal yang positif.

Dengan adanya rasa insecure, kita pasti menginginkan adanya improvement atau peningkatan dalam diri kita. Misalnya “duhh aku insecure karena aku aku ga bekerja di perusahaan ternama nih” dalam benak hati kita yang paling dalam pastinya kita ingin melakukan hal lebih agar bisa masuk ke perusahaan ternama. Namun dengan cara apa hal itu bisa terjadi? Dengan kita berusaha megoptimalkan kualitas kerja kita.

Namun ada pula rasa insecure yang tidak dapat kita ubah misalnya warna kulit kita hitam, kita harus bisa menerimanya. Tubuh mungkin tidak menarik namun kita dapat mengkompensasi kekurangan kita dengan cara sifat yang baik, pintar, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun