Sejarah dan pendidikan adalah dua kata yang saling berkaitan satu sama lain karena keduanya mempunyai nilai intrinsik yang sama. Jika disatukan, sejarah pendidikan memiliki arti mempelajari suatu proses pendidikan di masa lalu guna meningkatkan kualitas pendidikan di masa kini. Untuk memajukan pendidikan suatu bangsa maka kita perlu mempelajari sejarah pendidikan itu sendiri, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Karena dengan mempelajari sejarah pendidikan maka kita dapat mengetahui apa yang sudah dikerjakan oleh pendahulu kita serta hasil yang diperoleh.
Sejarah pendidikan dunia sudah berlangsung dari lama sekali, dari zaman dahulu sampai (kemungkinan) zaman sekarang ini juga akan menjadi sejarah bagi tahun-tahun yang akan dating. Melalui sejarah pendidikan dunia, kita akan mengetahui teori-teori beserta pandangan dari para pendahulu. Teori adalah pernyataan ilmiah yang berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan, membedakan, meramalkan, melukiskan dan menata sejumlah fenomena melalui pengamatan yang terintegrasi secara sintaksis. Kemudian, teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan.
A. Teori dan Pandangan Pendidikan
Dalam pendidikan terdapat klasifikasi teori pendidikan yang akan dijabarkan lebih luas lagi sehingga menambah referensi mengenai teori-teori pendidikan :
1. Behaviorisme
Behaviorisme adalah filosofi yang menyatakan bahwa psikologi harus fokus pada lingkungan dan perilaku yang bisa diteliti, bukan pada pikiran dan perasaan individu. Teori pendidikan Behaviorisme berlandaskan pada Empirisme dan mengasumsikan bahwa manusia tumbuh secara alami. Aliran ini menjelaskan perubahan tingkah laku melalui stimulus, respons, dan penguatan oleh tokoh-tokoh seperti Pavlov, Watson, dan Skinner.
2. Kognitivisme
Kerangka kerja dari teori pendidikan kognitivisme adalah rasional. Teori ini berasumsi bahwa pengetahuan seseorang diperoleh melalui pemikiran dan kemampuan menafsirkan peristiwa di lingkungan. Kognitivisme menjelaskan proses berpikir dalam belajar dan mementingkan proses belajar ketimbang hasilnya. Tokoh utamanya adalah Piaget, Bruner, dan Ausebel.
3. Konstruktivisime
Konstruktivisme muncul pada abad ke-20 berkat tulisan Mark Baldwin dan Jean Piaget, meskipun gagasannya sudah ada sejak Giambattista Vico. Vico menyatakan bahwa pengetahuan berarti memahami bagaimana menciptakan sesuatu. Menurut teori ini, siswa aktif dalam membangun pengetahuan baru. Pembelajaran harus dirancang untuk mendorong siswa mengorganisasikan pengalaman mereka menjadi pengetahuan bermakna, sehingga penting bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan berpikir yang konstruktif. Kebebasan dan sikap belajar diperlukan agar siswa dapat berpikir dengan baik.
4. Humanistik
Teori belajar humanistik bertujuan untuk memanusiakan manusia melalui proses belajar. Sukses dalam belajar ditentukan oleh pemahaman diri dan lingkungan. Para pendidik harus merencanakan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tinggi. Pendekatan ini fokus pada pengembangan positif dan kemampuan manusia.
B. Tokoh-tokoh Pendidikan Barat
1. Socrates
A. Biografi Socrates
Socrates (Yunani: Σωκράτης, Sǒcratēs) (469 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya, Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan apapun sehingga sumber utama mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya, Plato
B. Pemikiran Pendidikan
Adapun prinsip-prinsip dasar pendidikan menurut Socrates adalah, metode dialektis, yang digunakan oleh Socrates yang mana telah menjadi dasar teknis pendidikan yang direncanakan untuk mendorong seorang belajar untuk berpikir secara cermat, untuk menguji coba diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seseorang guru tidak memaksa wibawanya atau memaksa gagasan-gagasan atau pengetahuan kepada seorang siswa, yang mana seorang siswa dituntut untuk mengembangkan pemikirannya sendiri dengan berpikir secara kritis, ini adalah suatu metode untuk meneruskan inteleknya dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaannya dan kekuatan mental
2. Plato
A. Biografi Plato
Plato (bahasa Yunani:Πλάτων ) (lahir sekitar 427 SM-meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama.[butuh rujukan] Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis)
B. Pemikiran Pendidikan
Menurut Plato di dalam negara idealnya pendidikan memperoleh tempat yang paling utama dan mendapat perhatian yang paling khusus bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tugas dan panggilan yang sangat mulia yang harus diselenggarakan oleh negara. Pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan dari belengggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Dengan pendidikan, orang-orang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar. Dengan pendidikan pula, orang-orang akan mengenal apa yang balk dan apa yang jahat, dan juga akan menyadari apa patut dan apa yang tidak patut, dan yang paling dominan dari semua itu adalah bahwa pendidikan mereka akan lahir kembali (they shall be born again)
3. Aristoteles
A. Biografi Aristoteles
Aristoteles (bahasa Yunani: Aριστοτέλης Aristotélēs ), (384 SM--322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat. Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. . Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
B. Pemikiran Pendidikan
Menurut Aristoteles, agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapatkan pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, akan tetapi soal memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, supaya mengarah diri kepada akal, sehingga dapat dipakai akal guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, ia memerlukan dukungan-dukungan perasaan yang lebih tinggi yang diberikan arah yang benar. Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggi adalah hidup spekulatif . Aristoteles juga menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan rendah, sebagaimana pada tingkat pendidikan usia muda itu perlu ditanamkan kesadaran aturan-aturan moral. Menurut Aristoteles untuk memperoleh pengetahuan manusia harus lebih dari binatang-binatang lain berdasarkan kekuatannya untuk berpikir, harus mengamati dan secara hati-hati menganalisa struktur-struktur, fungsi-fungsi organisasi itu, dan segala yang ada dalam alam. Oleh karena itu prinsip pokok pendidikan menurut Aristoteles adalah pengumpulan serta penelitian fakta-fakta suatu belajar induktif, 'suatu pencarian yang obyektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan.
C. Tokoh-tokoh Pendidikan Timur
1. Ibnu Sina
A. Biografi
Ibnu Sina adalah salah satu tokoh pemikir muslim yang paling banyak menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. (yaitu dalam bidang, kedokteran, ilmu agama, sains,dan humaniora). Ibnu Sina memiliki nama lengkap Ali al-Husein bin Abdullah al-Hasan bin ali bin sina. Beliau lahir di Desa Afsyanah Asia Tengah, tahun 370 H dan wafat pada 428 H (1038 M) di umur 57 tahun. Orang turki, persia, dan arab mengkalim bahwa Ibnu Sina adalah bangsanya. Hal ini di karnakan sosok dari Ibnu Sina berkebangsaan turki, sedangkan ayah beliau adalah berkebangsaan arab.
B. Pemikiran tentang pendidikan
Pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan terkait dengan pemikirannya tentang falsafat ilmu. Menurut Ibnu Sina ilmu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah). Ilmu yang kekal dipandang dari perannya sebagai alat dapat disebut logika. Namun, berdasarkan tujuannya, maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yang praktis dan yang teoritis. Ilmu
teoritis seperti ilmu alam, matematika, dan ilmu ketuhanan. Sedangkan ilmu yang praktis adalah ilmu akhlak, ilmu pengurusan rumah, ilmu pengurusan kota dan ilmu nabi (shari'ah).
2. Ibnu Khaldun
A.Biografi
Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abdurahhman Zaid Waliudin Ibnu Muhammad bin Muhammad Ibnu Al-hassan bin Jabir Ibnu Ibrahim Ibnu Abdirahmman Ibnu Khaldun Al-khadlrami Al-tunisi lalu Termashur dengan nama Ibnu khaldun. Beliau di lahirkan pada tanggal 27 mei 1332 M/734H di tunisia dari keluarga arab dan spanyol dan beliau di kenal sebagai sejarahwan dan bapak sosiologi islam beliau hafal al-qur'an sejak dini.
B. Pemikiran tentang pendidikan
Ibnu Khaldun menganggap bahwasannya pendidikan merupakan hakikat dari eksistensi manusia. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pendidikan adalah upaya untuk memperoleh suatu kepandaian, pengertian dan kaedah-kaedah yang baru. Pandangan
Ibnu Khaldun tentang pendidikan berpijak pada konsep dan pendekatan filosofis-empiris. Melalui pendekatan ini, ia memberikan arahan terhadap visi tujuan pendidikan Islam secara ideal dan praktis. Adapun tujuan pendidikan Islam adalah mencari ridha Allah
3. Al-Ghazali
A. Biografi
Al-Ghazali yang bernama lengkapkan Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad Al tusi Al-Ghazali, beliau dilahirkan di tus, dekat masyhad, khurusan, pada tahun 450 H atau 1058 M. Dan sosok ayah yang penenun wol (ghazzal), sehingga beliau di juluki sebagai Al-Ghazali. Ia wafat lada 11 Jumadil Akhir 505 H bertepatan dengan tanggal 1 desember 1111M. Al-Ghazali mempelajari ilmu ushuludin, ilmufiqih,ilmu mantiq, ilmu akidah ahlak, usul fiqh, dan filstafa.
B. Pemikiran tentang pendidikan
Pola pemikiran al ghazali dalam sistem pendidikan ahlak yaitu ada dua cara dalam mendidik nya. Yang pertama ilmu ladunniah yaitu ilmu yang memohon karunia Allah swt dan semua fitrahnya dengan kesempurnaan, patuh kepada akal dan agama. Dan yang kedua adalah ilmu riyadhah yaitu ilmu yang membawa diri kepada perbuatan yang di kehendaki dengan ahlak tersebut. Arti yang di maksud pendidikan akidah ahlak adalah cara menanakan nilai-nilai kebaikan dan nilai nilai agama,dan memberi karakter terhadap siswa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H