Mohon tunggu...
Rahmi H
Rahmi H Mohon Tunggu... Guru - Peskatarian

Ngajar | Baca | Nulis Kadang-Kadang Sekali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesudah Hujan

24 September 2020   22:02 Diperbarui: 24 September 2020   22:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir sudah tandas, namun pikiran masih gamang, haruskah bicara ini disudahi,
Kau melirik, kopiku masih beruap, baru sedetik tadi seruput pertamaku hinggap

Kau putuskan menunggu
Padahal sesekali cangkir kosong milikku kusentuh, sekadar isyarat bahwa pembicaraan harus segera dipangkas

Sore itu tanpa senja
hujan memadamkan segala yang bara
Kita rela menanti hingga reda, hingga tetesnya habis tak tersisa

Ada yang selalu kita larung bersama waktu
Ia tak pernah menjelma sesuatu
Ada pula yang tak pernah putus dari doa
Ia terus menerus digantung pada kuasaNya

Mungkin kita sok beradab
Menjaga segala yang terlanjur akrab
Memeluk rasa begitu erat

Sepercik khawatir mulai terserap
Mungkinkah percaya bisa menjelma harap

"September, Sesudah Hujan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun