Terkadang sebagai manusia saya punya satu jawaban yang begitu mudah untuk sebuah pertanyaan ketika ada sebuah masalah yang benar-benar tidak bisa diselesaikan. Menyerah adalah jawaban mudah dari pertanyaan tersebut tapi kenapa begitu susah untuk dilakukan, setelah itupun muncul pertanyaan kenapa saya begitu susah dengan kata 'menyerah'.
Apakah saya begitu terpaku pada perkataan banyak orang yang mengatakan bahwa "Menyerah adalah tanda kekalahan." Padahal mereka sama sekali tidak tahu seberapa rumit dan berat masalah tersebut. Terkadang semangat yang orang-orang berikan juga tidak cukup sebagai modal berjuang. Ingin menyerah tapi takut mendapat lebel sebagai orang yang mudah putus asa.
Sejenak saat melihat kemampuan yang saya miliki rasanya saya begitu ingin berpegang pada prinsip "Menyerah untuk menang." Tapi apa benar ada suatu hal yang bisa dimenangkan dengan mengambil cara menyerah? Saya pun berpikir meski ketika menang pun pasti ada sesuatu yang harus ditumbalkan. Sementara sebagai seorang manusia saya tidak begitu akrab dengan kata 'ikhlas'.
Pilihan antara menyerah atau tidak terhadap sesuatu masalah selalu membawa sebuah akibat. Sebagai manusia yang berakal pasti saya, kamu dan kalian semua sudah pasti tahu keputusan mana yang paling tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Entah memilih untuk terus berjuang keras meski hasil sama-sekali belum terlihat dan cukup kuat untuk menahan segala keputusasaan atau cukup dengan keputusan menyerah untuk menang meski pasti banyak orang yang akan melekatkan lebel pada diri kita sebagai orang yang mudah menyerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H