Mohon tunggu...
Hage -
Hage - Mohon Tunggu... -

\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FanFict] Lenong Negeri Indonenong

16 April 2013   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


No : 33 (Langit + Ha ge )

Hujan baru saja reda, angin besar berhasil membuat pohon-pohon di jalanan tumbang. Dalam sebuah istana, seorang lelaki tengah berkata-kata dalam kamar pribadinya.

“Aku bukanlah pujangga. Tapi aku adalah seorang raja, raja dalam sebuah negara, negara yang penuh dengan panggung sandiwara!” Ucapnya di pojokan kamar.

“Orang bilang anak bontotku korupsi. Ku suruh saja dia sekarang undur diri. Sebelum pihak-pihak luar menangkapnya. Kasihan dia nanti” Sambungnya.

Suara jejak jejak sepatu pelan mulai mendekat.

“Mas Bambaaaang.. Sudah donk mas… Ayo kita pergi” Wanita dengan kebaya modern memanggilnya. Painggulnya berlenggak lenggok layaknya penari. Tanganya kini berlgelayut manjda di lengan kirinya.

“Oh… Aaaaani…. Aaaaaaani….” Sahutsi lelaki, ini lagu barunya, yang ia ciptakan sehari semalam khusus untuk sang pujaan hati.

“Maaaaas..­ Sudah donk… Ayo kita pergi” Sang perempuan berucap manja.

Keduanya kini meninggalkan kamar, menuju pintu keluar, namun tiba-tiba gelap menyergap, keduanya terjebak dalam kegelapan, seperti sebuah lorong tanpaujung. Sunyi, senyap dan gelap!

Dalam ketakutan yang melanda, sebuah bayangan muncul dari atas, berhenti tepat di depan kedua anak manusia yang tadinya hendak pergi berpesta di negara tetangga.

“Gimana le? Kamu urus negaramu? Ndak becus tho? Masih penak jamanku dulu tho lhe?”

Lelaki tua beruban. Yang dulu ada di uang lima pulu ribuan. Muncul tiba-tiba dengan perkataan mengejek.

“plassssh!­” Cahaya putih menyilaukan muncul secepat kilat, bersamaan dengan itu si lelaki tua menghilang.

Nafas keduanya saling memburu. Bahkan suara detak jantung keduanya terdengar jelas. Kegapalan tak jua hilang. Untuk berteriak saja, mulut mereka seperti tersumbat.

Tak ada yang bisa menolong, karena tak ada orang lain di lorong tersebut.

Tiba-tiba seseorang muncul, tak jelas bentuk wajahnya, karena semua tertutup dengan jubah hitam, suaranya menggelegar.

“Hai anak manusa! Aku sanggup menolongmu”

“Be.. Benarkah?” Sag perempuan menjawab di balik kegelapan, ia kini mempunyai kekuatan untuk bersuara.

“Benar! Tapi kamu wani piro?”

“Berapapun­ akan ku bayar, bahkan bila harus menggadaikan negara, akan aku lakukan, asal selamatkan kami dari lorong sialan ini!” Sahut sang pria tegap, dengan suara ketakutan.

“Rupanya kalian memang seseorang yang lebih mementingkan diri sendiri dari pada bangsa dan negara. 11-12 dengan saya. Bagus!Sebentar lagi kalian selamat. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Sssttt.. Aku Anas”

Lelaki berjubah hitampun menyalakan lampu. Semua terlihat jelas, terang benderang, penonton bertepuk tangan riuh. Pertunjukan selesai. Lenong Negeri Indonenongpun TAMAT!

*

*

Note : Untuk membaca karya peserta lain silahkan ke akun ini Dengan judul : Inilah Perhelatan dan Hasil karya Event fan Fiction!




Silahkan bergabung di group Fiksiana Community



***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun