badai itu, telah menggiringku
ketepian pantai
.....
entah, aku harus bersyukur atau justru perlu memaki kehidupan.....
ribuan kali pria itu menulis lalu menghapusnya kembali, sebuah puisi atau sebuah pesan untuk wanita yang sangat dicintainya itu. bagaimana kini hidupnya telah berangsur-angsur membaik.
dalam selingan catatan matahari tak lupa, pria itu menuliskan tawa dan air matanya secara berkala pada dinding sebuah buku dunia maya, kalau-kalau putranya bertanya-tanya, siapa bapaknya pada suatu ketika.
kemiskinan itu cobaan atau kutukan, kembali pria itu berguman.
lagi-lagi, pria itu belum rampung menuliskan sebuah puisi atau sebuah pesan untuk wanita yang sangat dicintainya itu. meski pria itu memutuskan mempublikasikannya sebagaimana yang anda baca ini.
simpan keluhanmu ceritakan nanti saat berhasil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H