Mungkin karena merasa sudah mulai menua, Sylvester Stallone akhirnya membuat proyek rombongan dengan cara mengajak banyak aktor “jagoan” dalam sebuah film yang dia sutradarai sendiri, The Expendables. Di film ini muncul beberapa nama jagoan action, sebut saja Jason Statham, Jet Li, Dolph Lundgren, Randy Couture plus Bruce Willis dan Arnold Schwarzenegger.
Yang perlu kita sadari sebelum nonton film ini adalah bahwa ini film khas Amerika yang heroik, keras dan berakhir dengan happy ending.
Kita coba ingat film-film sekuel sejenis Rambo, Die Hard, Terminator, The Transporter sampai Kungfu Master. Di film-film itu, kita bisa menilai betapa sulitnya para jagoan itu terbunuh. Meski sepanjang film mereka harus berdarah-darah, para jagoan itu tetap bisa menjadi superhero yang memberantas kejahatan dan menegakkan keadilan... (naif mode: on).
Dan jika 1 orang Rambo saja sudah bisa mengalahkan 1 batalyon tentara Vietnam, bayangkan saja jika ada 1 regu yang punya kemampuan seperti Rambo. Dan itulah yang disuguhkan film The Expendables ini. Sebuah tim yang tak mungkin terkalahkan betapapun banyaknya musuh yang dihadapi.
Memang sayang film ini hanya memunculkan Willis dan Schwarzenegger hanya sebagai cameo. Entah karena kesibukan Arnold yang sudah menjadi gubernur atau karena keterbatasan budget. Yang pasti akan lebih sempurna jika keduanya diajak secara penuh dalam film ini. Dan misal memang ingin menampilkan cameo, seharusnya sekalian agak diperbanyak bintang cameonya. Misalnya ada Steven Seagal, Jacky Chan sampai Chuck Norris.
Alkisah
Dari sisi cerita, film ini tidak istimewa. Ceritanya sangat klasik dan tidak ada alur yang menonjol.
Adalah sebuah tim bayaran yang dipimpin Barney Ross (Stallone) dengan anggota Ying Yang (Li), Christmas Lee (Statham), Gunner Jensen (Dolph Lundgren), Hale Caesar (Terry Crews), dan Toll Road (Randy Couture). Tim ini harus menjatuhkan pemerintahan sebuah negara yang disebut Pulau Vilena.
Pulau ini dipimpin oleh Jenderal Garza (David Zayas) yang berkomplot dengan mantan anggota CIA, Munroe (Eric Robert). Karena kebengisan dan menyengsarakan rakyatnya, akhirnya CIA melalui Mr. Church (Bruce Willis) mengutus tim Barney untuk menjatuhkan pemerintahan ini dan menyelamatkan rakyatnya (naif mode: tetap on).
Dan seperti film-film heroik Amerika lainnya, film ini tidak lepas dari bumbu pengkhianatan dan juga bumbu asmara. Kita bisa menebak, siapa kira-kira yang jadi pembela kebenaran dari kubu sang jenderal yang diktator dan bengis itu. Iya, orang itu adalah anak dari sang jenderal. Dan supaya lebih naif, anak jendral itu harus perempuan.
Kualitas Film
Secara keseluruhan film ini sebenarnya biasa-biasa saja. Kualitas cerita sangat sederhana dan terlalu banyak adegan berdarah, senjata api serta ledakan. Bahkan ada beberapa adegan yang bisa dibilang sadis, misalnya kepala yang terpenggal atau hancur karena senjata api. Untungnya, di film ini tetap diberi sentuhan komedi di mana beberapa dialognya bisa mengundang tawa penonton.
Bagi yang suka film action dengan banyak jagoan, tentu film ini sangat cocok. Namun misal kita tidak suka film-film action yang naif seperti ini, kita juga masih layak untuk menonton film ini. Film ini memang naif tapi kenaifannya dibuat total dengan didukung banyak aktor yang memang layak. Misalnya saja dalam film ini kita ditunjukkan suara berat khas dari Stallone dan juga Schwarzenegger yang selama ini menjadi ciri khas mereka ketika harus berperan dingin dan seram.
Dan sekali lagi untungnya film ini tidak menampilkan Stallone, Statham, Li atau Schwarzenegger yang dingin dan seram. Semua tokoh tampaknya ingin ditunjukkan sebagi tokoh yang tetap bisa mengundang tawa. Untuk itulah film ini tetap layak tonton bahkan bagi orang yang kurang suka film action naif seperti ini.
Namun sebenarnya yang paling disayangkan dari film ini adalah: karena tidak mengajak Barry Prima…!
Mojokerto, 31 Agustus 2010
Hasyim MAH
Best Quote:
“Because they're taller, everything's harder for me. When I get hurt, the hole is bigger, because I'm smaller.”
Kalimat ini diucapkan Ying Yang (Jet Li) ketika menuntut penambahan honor. Karena bertubuh Asia, dia merasa bekerja lebih berat daripada bule-bule yang lain karena tubuhnya yang lebih kecil. Tentu saja kalimat ini disampaikan saat tidak serius dan merupakan salah satu dialog yang mengundang tawa dalam film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H