Ada beberapa orang yang tanya ke saya kenapa rubrik ini disebut Pojok Egaliter. Bagi saya, egaliter itu adalah prinsip yang sangat penting untuk kita dalam hidup bermasyarakat.
Egaliter bagi saya pribadi selalu saya artikan sebagai pernyataan diri bahwa setiap orang itu berkedudukan yang sama secara sosial, secara politik dan secara hukum, dan juga di mata Tuhan. Egaliter adalah kesetaraan dalam bermasyarakat.
Rasa egaliter ini bersifat aktif dan tidak menganggap diri sendiri lebih tinggi dari orang lain. Sekaya apapun kita, setinggi apapun jabatan kita, sepintar apapun kita, bahkan setaqwa apapun kita, sama sekali tak menjadikan kita berhak untuk merasa lebih tinggi dari orang lain.
Kita sebagai manusia, boleh kok menjadi kaya, tapi bukan kemudian menjadi sok kaya. Kita boleh makan di restoran mahal, tapi bukan lalu tidak mau lagi makan atau ngopi di warung kaki lima. Kita boleh punya mobil mewah, tapi bukan kemudian anti naik motor, angkot atau becak. Kita boleh berjabatan tinggi, tapi bukan lalu tidak mau berteman dan ngobrol sama juru parkir atau tukang kebun.
Prinsip seperti ini akan terus saya pegang sebagai prinsip hidup saya. Hal ini membuat kita lebih akrab sama siapa saja di lingkungan kita, misal dengan tetangga kita, dengan asisten rumah tangga kita, dengan sopir pribadi kita atau dengan karyawan kita. Untuk urusan profesional sih kita bisa menggunakan jabatan kita, tapi di luar urusan pekerjaan, kita tidak boleh sesukanya sendiri bahkan kepada bawahan kita. Kerja ya kerja, tapi di luar pekerjaan, semua ada di kedudukan yang sama.
Mudah Memaafkan
Biasa sekali ada orang merasa tersinggung karena perkataan orang lain. Kenapa kita tersinggung? Karena kita merasa diri kita lebih baik dari yang diucapkan oleh orang lain. Dan kita pun tersinggung. Tapi apa betul kita lebih baik seperti yang kita sangkakan? Belum tentu juga.
Orang egaliter cenderung mengambil bawahnya. Tidak akan bermasalah orang mau bilang apa. Bahkan ketika kita benar-benar direndahkan oleh orang lain, kita tidak akan tersinggung karena selalu berpikir bahwa mungkin saja kita memang tidak sebaik yang kita sangka.
Lalu misalnya memang ada orang melakukan kesalahan kepada kita, orang egaliter cenderung lebih mudah memaafkan. Bahasa anak sekarang: “mudah move-on”, tidak mendendam, tidak terjebak di masa lalu. Karena, orang egaliter selalu sadar bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.
Mari kita belajar hidup rendah hati, arif, bijaksana dan mudah memaafkan orang lain. Saya yakin hidup kita bisa damai.
Group WA Pojok Egaliter