Mohon tunggu...
hasyifah humairah
hasyifah humairah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi/universitas islam negeri sumatera utara

saya memiliki hobi yaitu menjadi seorang relawan yang mengajar anak anak di suatu desa, saya juga memiliki kepribadian yang sangat ceria, dan selain itu konten favorit saya adalah tentang kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Spiritualitas Mengupas Tradisi dan Keimanan di Sebuah Gereja

7 Januari 2025   09:21 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di depan Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia

Selain sebagai tempat ibadah, gereja sering kali berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat, pendidikan, dan kegiatan sosial. Penelitian yang dilakukan pada hari Minggu, 01 Desember 2024. Saya Hasyifah Humairah, bersama rekan riset Jihan Syahira, Nur'aini, dan Zainal Abidin Dalimunthe. Dari  mahasiswa/i UINSU, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam. Dengan dosen pembimbing kami yaitu Devi Eka Yulita Br. Tarigan, M.Psi. Kami melakukan penelitian kecil di sebuah gereja yang terletak di JL. PELITA II, SIDORAME BARAT, MEDAN. Beserta beberapa penemuan yang mungkin dapat membantu pertumbuhan gereja tersebut.

Miniriset yang di lakukan oleh 4 mahasiswa/i UINSU di dalam sebuah gereja tersebut banyak sekali mendapatkan pengetahuan. Gereja yang berdiri kokoh sebagai simbol iman, harapan, dan kasih. Namun, gereja bukan hanya bangunan dengan menara tinggi atau lonceng. Lebih dari itu gereja adalah rumah bagi komunitas yang mencari kedamaian, penghiburan, dan hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta. Gereja sebagai bagian dari komunitas yang lebih luas, mempunyai kemampuan untuk melakukan berbagai penelitian sederhana yang mungkin bermanfaat untuk memperbaiki lingkungan dan membina ikatan antar jemaat.
Geraja yang didatangi oleh mahasiswa/i ini memiliki banyak program  mulai dari kebaktian rutin hingga kegiatan sosial seperti bakti sosial dan pendampingan komunitas. Sebab itulah yang membantu gereja tersebut semakin tumbuh. Ibadah yang mereka lakukan selama seminggu untuk pergi ke gereja ada 3 kali, dan itu di mulai dari hari minggu pada pukul  08.00 untuk ibadah sekolah minggu, pukul 10.30 untuk ibadah raya, pada hari kamis pukul 19.30 untuk ibadah PA, pada hari sabtu pukul 19.30 untuk ibadah pemuda.
Miniriset di gereja adalah sebuah pendekatan penelitian sederhana yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai kondisi, harapan, dan tantangan yang dihadapi oleh jemaat dalam konteks rohani dan sosial. Melakukan miniriset di gereja juga memiliki beberapa manfaat penting. Pertama, mahasiwa/i menemukan bahwasanya gereja sebagai tempat dimana agama kristen lebih merasa baik di dalam situasi dan kebutuhan jemaat secara langsung. Misalnya, dengan mengetahui persepsi jemaat terhadap program ibadah, kegiatan kelompok kecil, atau pelayanan sosial yang ada, gereja bisa menyesuaikan program-program tersebut agar lebih efektif. Maka di gereja tempat mahasiswa/i kunjungi ternyata menyediakan program konseling untuk mengetahui kondisi psikologis dari jemaat gereja tersebut. Kedua, miniriset yang dilakukan oleh mahasiswa/i dapat memperkuat hubungan dengan pendeta, pemimpin gereja, dan jemaat. Mereka menunjukkan bahwa gereja peduli terhadap solidaritas antar warga, juga peduli terhadap pendapat dan pengalaman jemaat, hal ini bisa meningkatkan rasa keterlibatan dan kepercayaan jemaat terhadap pelayanan gereja. Pendeta dan pemimpin gereja serta jemaatnya juga sangat bertoleransi dengan agama lain.

Namun, perlu di ingat program yang mereka lakukan di dalam sebuah gereja tersebut sangat menciptakan rasa kebersamaan, dan menciptakan pengaruh positif terhadap kehidupan doa jemaat. Banyak jemaat merasa bahwa kebaktian mingguan dan kegiatan lainnya mempererat hubungan antara mereka dengan sesama jemaat. Dengan adanya kebersamaan dalam ibadah, mereka merasa diperkuat secara rohani.

Berdasarkan hasil miniriset yang dilakukan oleh mahasiwa/i UINSU menyimpulkan bahwa ibadah mingguan, kelompok doa, dan retret rohani merupakan acara utama yang membantu pengembangan iman jemaat, dan program ibadah di "Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia" karena di balik pintu-pintu kayu yang penuh dengan ukiran terdapat cerita-cerita penuh makna, doa-doa yang dipanjatkan dengan harap, dan perjalanan spiritual yang unik bagi setiap individu juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan rohani mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun