Mohon tunggu...
Hasya
Hasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional yang aslinya orang SMK IT

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Lost Decade Ekonomi Jepang

22 Januari 2024   14:50 Diperbarui: 22 Januari 2024   15:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

           Jepang seperti yang kita ketahui sekarang adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Keanggotaannya sebagai G7, organisasi ekonomi dunia bagi negara top 7 dengan ekonomi terbesar di duina. Jepang juga merupakan negara dengan soft power besar di dunia. Ekspor budaya melewati berbagai media seperti yang paling utama melewati anime. Teknologi yang berkembang pesat di Jepang juga merupakan hasil dari kuatnya ekonomi negara ini. Akan tetapi ekonomi Jepang yang sekarang merupakan sisa-sisa reruntuhan dari ekonomi raksasa Jepang pada masa lalu.

            Pasca Perang Dunia kedua Jepang diduduki oleh Amerika dan Amerika sebagai negara pengglora demokrasi memasukkan budaya demokrasi dan kapitalis mereka. Amerika sendiri mengimplementasikan kebijakan kapitalisme terpemimpin yang membolehkan Jepang untuk menggunakan sumber daya mereka untuk memulihkan ekonomi mereka, yang pada akhirnya akan membuat masa keemasan ekonomi Jepang. Japanese Economic Miracle merupakan sebutan untuk masa keemasan ekonomi Jepang pada tahun 1945-1972. Pemeritnah Jepang pada saat itu merupakan salah satu pemain penting dalam terbetuknya keajaiban ekonomi Jepang. Mereka melakukan berbagai kebijakan seperti; regulasi proteksionisme, stimulus ekonomi seperti pemotongan pajak, doktrin oleh Perdana Mentri Yoshida yang memfokuskan ke ekonomi dan menyerahkan perkara pertahanan kepada militer Amerka, dan lain-lain. Keiretsu juga memainkan peranan penting dalam membentuk fenomena ini. Keiretsu sendiri merupakan aliansi dari berbagai macam perusahan besar di Jepang. Mereka menjadi tameng proteksionis Jepang dan menjadikan Jepang sebagai pemain ekspor besar dunia. Periode ini juga ditandai dengan maraknya urbanisasi di Jepang, meningkatnya harapan hidup masyarakat Jepang hingga menjadi acuan budaya modern dunia.

            Namun masa keemasan ekonomi Jepang yang sampai menyaingi ekonomi Amerika tidak bertahan lama. Jepang harus mengalami fenomena stagnasi ekonomi yang biasanya disebut dengan Japanese Economic Bubble. Periode ini ditandai dengan harga properti yang meroket dan harga saham yang meroket. Seiring dengan meroketnya harga, tentu saja akan menjadi crash pada akhirnya. Fenomena crash ini dinamai dengan fenomena Japanese Economic Bubble Crash. Japanese Bubble Crash ini akan berlanjut menjadi periode Lost Decade. Japanese Economic Crash ini tentu saja disebabkan oleh berbagai faktor seperti; pertumbuhan pinjaman yang melebihi batas, investasi yang hanya didasari oleh perkiraan oleh masyarakat Jepang seperti pada The Great Depression, deregulasi bank, dan lain-lain. Jepang pada saat ini belum sepenuhnya mengatasi The Lost Decade ini. Jepang masih menderita dari efek Lost Decade ini seperti hutang yang luar biasa dan permasalahan struktural.

            Keadaan fenomena ekonomi Jepang ini menurut saya dapat menjadi pelajaran bagi perekonomian Indonesia. Jepang sendiri seharusnya juga aware dengan keadaan ekonomi mapan ini dapat menjadi jebakan bagi mereka jika tidak dihadapi dengan penuh teilti seperti yang terjadi pada Amerika saat fenomena The Great Depression. Kondisi kemapanan ekonomi Indonesia yang sedang berkembang dan diprediksi oleh banyak pihak bahwa Indonesia akan menjadi economic powerhouse harus memperhatikan apa yang terjadi pada Jepang. Semoga kita dapat menjadi economic powerhouse dan terhindar dari fenomena serupa dengan Lost Decade.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun